JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin mengatakan ajang pemilihan umum (Pemilu) merupakan momentum bagi rakyat untuk memilih pemimpin dan bukan sebuah perang.
"Pilpres ini kan bukan perang, tapi memilih pimpinan nasional, pemimpin yang terbaik, dan kita sudah sepakat menyerahkan itu kepada rakyat," kata Ma'ruf saat ditemui di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Proses penghitungan suara pun sudah diserahkan kepada lembaga yang berwenang, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca juga: Jokowi-Maruf Amin Menang Telak di 61 TPS di Boyolali
KPU lah yang berwenang mengumumkan hasil rekapitulasi suara resmi dari Pemilu serentak 2019.
Namun, menurut Ma'ruf, hal terpenting adalah para peserta pemilu memiliki kesadaran untuk menerima hasil yang ditetapkan tersebut.
"Nanti yang menentukan, yang menghitung jumlahnya itu, lembaga yang memang diberi mandat untuk itu. Karena itu, masalah siapa yang menang, siapa yang kalah, itu nanti KPU yang menentukan," ujarnya.
"Tetapi yang penting, kita semua siap menerima hasil itu seperti janji waktu awal bahwa kita siap untuk menerima apapun hasilnya. Maka perlu adanya kesadaran itu," sambung dia.
Baca juga: Maruf Amin Ungkap Rencana Bertemu Sandiaga Uno
Seusai pemilu, Ma'ruf menekankan perlunya upaya rekonsiliasi demi menjaga persatuan bangsa.
"Sesudah itu perlu ada upaya rekonsiliasi, mengutuhkan kembali sebab keutuhan bangsa harus kita utamakan daripada kepentingan-kepentingan kelompok dan pihak-pihak tertentu," tutur dia.