Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara PKS Naik, Ini "Rahasianya" Menurut Hidayat Nur Wahid

Kompas.com - 22/04/2019, 15:43 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengatakan, kenaikan suara partainya di Pemilu 2019 tidak bergantung pada coattail effect dari Pemilihan Presiden (Pilpres).

"Kami tidak ada urusan dengan Pilpres. Kenaikan PKS itu menurut kami sejak dari awal. PKS menegaskan diri bahwa kami tidak menggantungkan diri pada coattail effect," kata Hidayat saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/4/2019).

Baca juga: Di Arab Saudi, Prabowo-Sandiaga dan PKS Unggul

Hidayat mengatakan, meningkatnya suara PKS disebabkan kerja-kerja politik dengan gagasan yang cerdas. Gagasan politik seperti pembebasan pajak untuk kendaraan bermotor dan SIM seumur hidup disambut baik oleh masyarakat.

"Mengapa tidak diberikan SIM berlaku seumur hidup? Mengapa pajak penghasil dimulai dari 4,5 juta? Kami memulai dari 8 juta. Ini suatu politik gagasan yang disambut sangat baik oleh masyarakat," ujarnya.

Hidayat mengatakan, sebagai partai Islam PKS juga peduli pada kondisi para ulama. Oleh karena itu, PKS mengajukan Rancangan Undang-undang (RUU) Perlindungan Agama.

Baca juga: PKS Belum Puas dengan Hasil Quick Count Pileg DPR

Tak hanya itu, PKS juga mendekati kelompok muda atau milenial dengan membuat film untuk berkomunikasi dengan pemilih milenial.

"PKS satu-satunya partai yang membuat film untuk berkomunikasi dengan para milenial. Itu efektif menempuh kalangan milenial," tuturnya.

Selanjutnya, Hidayat mengatakan, PKS juga didukung oleh ustadz Abdul Somad dan Rizieq Shihab sehingga menjadi pemicu meningkatnya suara PKS di Pemilu 2019. Selain itu, kader-kader PKS di lapangan aktif dalam mengampanyekan partai.

Baca juga: Suaranya Naik dalam Quick Count meski Tak Capai Target, PKS Bersyukur

"Terakhir tentu PKS kader-kadernya militan dan aktif melakukan kegiatan memenangkan PKS, bukan hanya dalam negeri tapi juga luar negeri," pungkasnya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, dari 92,8 persen data yang masuk, PKS memperoleh 8,62 persen suara.

Pada Pileg 2014, PKS meraih 6,79 suara. Dengan demikian berdasarkan hasil hitung cepat sementara Litbang Kompas, suara PKS meningkat 1,83 persen.

Kompas TV Presiden PKS Sohibul Iman menjalin komunikasi politik dan konsolidasi dengan para kader Partai Keadilan Sejahtera Lampung yang terletak di Jalan Untung Suropati Kedaton, Bandar Lampung, Minggu (31/3). Kegiatan bertajuk rapat umum yang digelar dewan pimpinan wilayah Lampung ini sebagai upaya untuk merapatkan barisan untuk pemenangan pemilu di tingkat wilayah hingga nasional. #PKS #KampanyePKS #SohibulIman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com