JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin memperkenalkan war room untuk memantau penghitungan hasil pemilu, Minggu (21/4/2019).
War room ini bertempat di salah satu ruangan di Hotel Gran Melia, Jakarta.
Wakil Ketua TKN Moeldoko mengatakan, keberadaan war room ini merupakan alat kontrol TKN terhadap penghitungan suara Pemilu 2019.
"War room ini adalah alat kontrol kami," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Hotel Gran Melia, Jakarta.
Ia menyebutkan, dengan adanya war room ini, jika ada sesuatu yang tidak selaras dalam penghitungan, TKN bisa mempertanyakan di mana letak ketidaksamaannya serta jika ada kemungkinan penyimpangan.
Baca juga: TKN Sebut Data Klaim Kemenangan Prabowo-Sandi Tidak Valid
Wakil Direktur Saksi TKN Lukman Edy menjelaskan, di dalam war room ini terdapat 250 personel yang akan bekerja selama 24 jam setiap hari dengan tiga shift.
Mereka melakukan rekapitulasi real count dari hasil verifikasi C1 dari TPS seluruh Indonesia.
Hasil C1 diperoleh dari aplikasi yang dimiliki TKN, yakni JAMIN, sebuah aplikasi pelaporan saksi mulai dari TPS.
"Aplikasi ini memudahkan saksi untuk melaporkan hasil penghitungan suara serta foto C1 dari TPS," kata Lukman Edy.
Hingga Minggu petang, penghitungan sementara suara nasional melalui war room TKN mencapai 14,66 persen atau 119.216 TPS dari total 813.350 TPS seluruh Indonesia dengan total perolehan 23.847.734 suara.
Baca juga: TKN Klaim Jokowi-Maruf Unggul di Rekapitulasi Internal
Lukman menyampaikan, perolehan sementara ini menunjukkan pasangan calon Jokowi-KH Maruf Amin memperoleh 56,16 persen (13.155.012 suara) mengungguli Prabowo-Sandiaga Uno yang mendapatkan hasil 45,84 persen (10.693.723 suara).
"Hasil rekapitulasi suara TKN hampir sama dengan perolehan KPU. Ini menandakan bahwa kami sejalan dengan apa yang dilakukan KPU," kata Lukman Edy.
Lukman mengatakan, awalnya TKN menargetkan penghitungan pada H+1 mencapai 50 persen suara.
Namun, ternyata ada beberapa kendala besar di lapangan seperti rekapitulasi yang kebanyakan baru di kecamatan sehingga membutuhkan waktu cukup banyak.
"Kendala pemilu sekarang tidak ada rekapitulasi tingkat desa, tetapi langsung rekapitulasi tingkat kecamatan sehingga memakan waktu," kata Lukman.
Baca juga: Berdasar Rekap Data C1, TKD Klaim Jokowi-Maruf Raih 68 Persen Suara di Jatim