JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil hitung cepat pemilihan legislatif (pileg) Lembaga Survei Indonesia (LSI) dengan data masuk 100 persen menunjukkan ada enam partai politik (parpol) yang diprediksi tidak lolos ambang batas parlemen yang sebesar 4 persen. Alhasil, keenam parpol tersebut gagal lolos ke parlemen.
Peneliti LSI, Rully Akbar, menyebutkan, keenam parpol tersebut adalah Partai Berkarya yang pada hitung cepat mengantongi 2,41 persen, PSI (2,35), Hanura (1,85), Garuda (0,98), PBB (0,90), dan PKPI (0,38).
"Enam parpol yang tidak lolos ini terjadi karena memang kecendurungan pemilih lebih besar ke pilpres dibandingkan pileg. Otomatis, pemilih tidak fokus ke pilegnya ya," ujar Rully di kantor LSI, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2019).
Selain karena faktor pemilu yang dilaksanakan serentak, lanjutnya, faktor lain adalah karena keenam parpol tersebut tidak memiliki basis massa yang kuat di seluruh daerah di Indonesia.
Baca juga: Perbandingan Suara Parpol Pemilu 2019 dengan 2014, Data Quick Count Litbang Kompas 87 Persen
Rully menjelaskan, keenam parpol ini juga tak memiliki isu pembeda dengan 9 atau 10 parpol yang akan lolos ke parlemen.
"Tidak ada isu pembeda ya, khususnya parpol baru terhadap parpol lama. Alhasil, pemilih tidak merasakan ada faktor pembanding antara partai baru dan partai lama," katanya.
PSI, seperti diungkapkan Rully, sebenarnya kurang bisa mengoptimalkan suara kaum minoritas. Dengan demikian, hasil hitung cepat menyatakan PSI tak lolos ambang batas.
Baca juga: Quick Count LSI Denny JA: 9 atau 10 Parpol Lolos ke DPR
"PSI menghajar isu-isu poligami, perda syariah, dan sebagainya. Namun, yang kita tahu kan mayoritas masyarakat Indonesia itu beragama Islam. PSI mau masuk ke suara minoritas tetapi kurang mampu mengoptimalkan," paparnya.
Adapun hitung cepat LSI menggunakan jumlah sampel yang dipilih sebanyak 2.000 TPS dengan teknik penarikan sampel multistage random sampling, sedangkan margin of error hasil hitung cepat ini sebesar kurang lebih 1 persen.