JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera bersyukur suaranya naik versi hitung cepat pemilu legislatif 2019.
"Alhamdulilah, suara PKS naik, di beberapa lembaga survei bahkan mencapai 9 persen," kata Mardani kepada Kompas.com, Kamis (18/4/2019).
Pada pileg 2014 lalu, PKS meraih 6,79 persen, Namun kini suara PKS naik ke kisaran 8 persen berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga.
Baca juga: Beda dengan Prabowo, PKS Percaya Hasil Quick Count
Hasil hitung cepat Litbang Kompas dengan jumlah suara masuk 87 persen, PKS mendapatkan suara 8,56 persen.
Mardani menyebut meningkatnya suara PKS tersebut disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya adalah program perpanjangan pajak STNK motor gratis dan SIM seumur hidup yang dijanjikan PKS dalam kampanyenya.
Mardani menyebut munculnya program ini sudah berdasarkan riset sehingga sesuai keinginan masyarakat.
Baca juga: Menurut PKS, Klaim Kemenangan Prabowo untuk Imbangi Pemberitaan Quick Count
"Ini buat masyarakat tawaran yang menarik. Karena yang sering kena masalah terkait SIM dan STNK itu mereka. Uang Rp 400.000 untuk perpanjang STNK tiap tahun itu buat mereka besar," kata Mardani.
Selain karena program, suara PKS juga bisa meningkat karena kinerja caleg dan seluruh kader dan simpatisan yang militan. Menurut dia seluruh kader bekerja keras selama masa kampanye.
"Kader kita punya kualitas luar biasa," kata dia.
Baca juga: PKS Dapatkan 18 Suara di TPS Gubernur Sumbar Nyoblos
Faktor lain menurut dia ada juga pengaruh gerakan alumni 212 hingga gerakan #2019GantiPresiden. Sementara untuk efek ekor jas (coattail effect) dari pengusungan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menurut dia hal itu lebih banyak dirasakan oleh Partai Gerindra.
"Prabowo secara umum ke Gerindra karena beliau tak hanya ketua umum tapi juga dewan pembina," kata Mardani.
"Kita sebenarnya ingin mengambil efek dari Sandiaga tapi di lapangan tidak efektif juga," tambahnya.