JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Eva Kusuma Sundari, mengatakan, pernyataan tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno perolehan suara pasangan calon nomor urut 02 itu akan mengalahkan Jokowi-Ma'ruf di Sumatera Utara hanya gertakan.
Bagi Eva, saling klaim seperti itu biasa terjadi dalam kontestasi politik.
"Gertak-menggertak adalah hal biasa sebagai psy war dalam pertempuran," kata Eva saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/4/2019).
Eva mengatakan, Provinsi Sumatera Utara merupakan target TKN untuk mengoptimalkan suara bagi Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Survei SMRC: Jokowi-Maruf 56,8 Persen, Prabowo-Sandiaga 37 Persen
"Rapat-rapat khusus untuk tujuan tersebut sudah kami selenggarakan dan perebutan progress. Hasil kita tunggu 17 April," ujar dia.
Selain Sumatera Utara, Eva mengklaim, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf juga tinggi di Nanggroe Aceh Darussalam. Menurut dia, BPN sedang bingung karena elektabilitas Prabowo-Sandiaga tak pernah naik.
"Aceh prospek cerah bagi TKN dan Sumut makin terjepit. Yang jelas TKN makin dominan, BPN makin kelimpungan," kata Eva.
Sebelumnya, Tim pemenangan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yakin mengungguli nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin di Sumatera Utara.
Baca juga: Ungkap Survei Internal, BPN Tak Ingin Elektabilitas Prabowo Dianggap Kalah dari Jokowi
Wakil Ketua DPRD Kota Medan dari Fraksi Gerindra yang juga Ketua Rumah Juang Prabowo-Sandi Sumatera Utara, Ihwan Ritonga mengatakan, pihaknya menargetkan suara untuk Prabowo-Sandi di Sumut di angka 65 persen.
"Kalau ditanya apa faktor pendorong Prabowo-Sandi bisa menang di Sumut, karena sudah banyak yang menginginkan perubahan dan mereka melihat pada visi misi Prabowo-Sandi. Intinya, rakyat ingin perubahan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/4/2019).