Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Pihak Diminta Waspadai Konflik Elektoral Pasca Pemilu

Kompas.com - 11/04/2019, 17:09 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konflik elektoral pasca pemungutan suara pemilihan presiden (Pilpres) 2019 dinilai menjadi hal yang harus diwaspadai jelang hari pencoblosan yang menyisakan waktu lima hari lagi.

Konflik elektoral tersebut bisa terjadi antara penyelenggara dan peserta pemilu, serta masyarakat.

"Konflik elektoral adalah pertentangan, perseturuan dan sengketa yang terjadi antara penyelenggara pemilu, peserta pemilu, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya dalam suatu perebutan kekuasaan melalui proses pemilihan atau penyelenggara pemilu," ujar Direktur Rumah Bebas Konflik Pemilu (RUBIK), Abdul Ghofur, di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019).

Baca juga: Jelang Pemilu, Kementerian Kominfo Catat Berita Hoaks Meningkat Tajam

Ghofur menjelaskan, konflik elektoral pasca pemungutan suara itu mencakup sengketa hasil pemilihan, seperti dugaan kecurangan di tempat pemungutan suara (TPS), kemudian kekerasan dan anarkisme massa pendukung, dan bentrok fisik antar massa pendukung.

Potensi konflik elektoral, seperti diungkapan Ghofur, cukup besar jika dilihat maraknya hoaks yang saat ini menyerang kedua paslon, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Maraknya hoaks kemudian ditambah kepercayaan diri yang tinggi pada masing-masing pendukung untuk menang, berpotensi menjadi masalah jika pasangan yang mereka idolakan kalah. Mereka akan menganggap hasil pemilu itu curang," papar Abdul.

Ia menuturkan, kepercayaan diri yang termanifestasi dalam bentuk narasi-narasi yang mendelegitimasi pemilu dalam hal faktor sosial politik dan mobilisasi massa menjadi faktor yang dominan dalam konflik elektoral.

"Pada situasi ini, beberapa wilayah yang sangat kompetitif bagi tingkat elektabilitas kedua paslon sangat berpotensi terjadi konflik elektoral. Misalnya di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah," ucapnya.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menambahkan, untuk meminimalisasi konflik elektoral, KPU dan Bawaslu harus meningkatkan kepecayaan publik terhadap proses pemilu.

Baca juga: Kirim Surat ke KPU, BPN Prabowo-Sandiaga Minta Pemilu di Malaysia Dihentikan Dulu

Hal itu, lanjutnya, bisa dilakukan dengan menunjukkan hasil kinerja, khususnya dalam hal menjelaskan secara komprehensif atas masalah-masalah terkait pemilu yang dipersoalkan peserta pemilu dan masyarakat.

"KPU dan Bawaslu juga harus profesional dengan menjelaskan secara konkret masalah yang digugat atau datang dari peserta pemilu dan masyarakat. Jangan sampai tingkat kepercayaan masyarakat berkurang dan menambah konflik," ujar Siti.

Kompas TV Pemilu tinggal beberapa hari lagi. Seluruh masyarakat Indonesia akan memilih langsung capres, cawapres, dan anggota legislatif. KPU Kota Malang terus melakukan persiapan agar pelaksanaan pemilu berjalan lancar. Seperti apa persiapannya? Yuk, simak liputan Jurnalis KompasTV Hilda Nusantara yang melaporkan dari kantor KPU Kota Malang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Nasional
Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri 'Open House' di Teuku Umar

Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri "Open House" di Teuku Umar

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan 'Amicus Curiae' ke MK

Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Soal Gibran Ingin Bertemu, Ganjar: Pintu Saya Tidak Pernah Tertutup

Soal Gibran Ingin Bertemu, Ganjar: Pintu Saya Tidak Pernah Tertutup

Nasional
Telepon Wamenlu AS Pasca-serangan Iran ke Israel, Menlu Retno: Anda Punya Pengaruh Besar

Telepon Wamenlu AS Pasca-serangan Iran ke Israel, Menlu Retno: Anda Punya Pengaruh Besar

Nasional
Bakal Hadiri Putusan Sengketa Pilpres, Ganjar Berharap MK Tak Buat 'April Mop'

Bakal Hadiri Putusan Sengketa Pilpres, Ganjar Berharap MK Tak Buat "April Mop"

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Anies-Muhaimin Yakin Permohonan Dikabulkan

Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Anies-Muhaimin Yakin Permohonan Dikabulkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com