Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genap Dua Tahun Kasus Novel Belum Terungkap, Ini Kata Istana

Kompas.com - 11/04/2019, 09:13 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Kamis (11/4/2019), genap dua tahun sejak penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal. Namun hingga saat ini kasus tersebut belum juga terungkap. Belum ada satu pun pelaku yang ditangkap oleh pihak kepolisian.

Kendati demikian, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo concern atas pengungkapan kasus ini.

"Tak hanya pelakunya tapi siapa dalang di balik itu, itu perintah Presiden kepada Kapolri. Kapolri sampai dipanggil khusus mengenai kasus novel sampai 3 kali," kata Johan kepada Kompas.com, Kamis (11/4/2019).

Baca juga: Tepat Dua Tahun, Apa Kabar Penuntasan Kasus Novel Baswedan?

 

Johan mengatakan, dari tiga kali pemanggilan itu, Kapolri selalu menyatakan bahwa Polri masih sanggup untuk menuntaskan kasus ini.

Oleh karena itu lah, Presiden tak memenuhi tuntutan Novel dan para aktivis untuk membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF).

"Perlu digarisbawahi Presiden bukan setuju atau tidak setuju membentuk TGPF , tapi menunggu polri melakukan pekerjaannya," kata Johan.

Baca juga: Kata Jubir BPN, Prabowo Pertimbangkan Novel Baswedan Jadi Jaksa Agung

Kini setelah genap dua tahun polisi belum juga mengungkap kasus Novel, Johan mengaku belum mengetahui apakah Presiden akan membentuk TGPF atau tidak. Ia mengaku akan menanyakan hal tersebut terlebih dahulu kepada Presiden.

"Saya terus terang saja belum dapat jawaban presiden karena sekarang kan lagi kampanye," kata caleg PDI-P ini.

"Yang pasti, Presiden punya perhatian khusus terhadap kasus Novel ini. Jangan diasumsikan Presiden tidak melakukan apa-apa karena polisi belum berhasil mengungkap," tambahnya.

Baca juga: Tak Juga Selesai, Kasus Penyerangan Novel Baswedan Dibawa ke Ranah Internasional

 

Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Penyerangan itu membuat mata kiri Novel terluka. Penyidik senior KPK itu sempat menjalani perawatan di Singapura.

Belakangan, sudah dibentuk TGPF untuk mengungkap kasus Novel. Namun tim itu dibentuk oleh Kapolri, bukan oleh Presiden.

Kompas TV Kasus penyiraman air keras penyidik senior lembaga anti rasuah KPK Novel Baswedan kembali mencuat. Bahkan pembentukan satgas dan pencarian keadilan kasus ini berdekatan dengan Debat Pilpres 2019. Banyak pihak penyidikan kasus ini memiliki nuansa politisasi. Bagaimana dari sisi hukum dan kembali mencuatnya kasus penyidikan Novel Baswedan ini. Dan benarkah kasus yang sempat berhenti dan ditutup 2 tahun oleh Ombudsman ini akan membuka tabir baru? Kita sudah bersama mantan hakim dan pakar hukum pidana, Asep Iwan Iriawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com