Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU dan Bawaslu Diminta Pastikan Pengawas TPS Netral

Kompas.com - 09/04/2019, 17:14 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Kode Inisiatif Veri Junaidi meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengoptimalkan integritas pengawas pemilu di tempat pemungutan suara (TPS). Pengawas sifatnya wajib netral dan tidak memiliki afiliasi politik.

"Pengawas TPS menjadi kekuatan yang harus dioptimalkan penyelenggara pemilu. Pastikan pengawas di TPS netral dan tidak terafiliasi dengan politik," ujar Veri dalam diskusi "Menjamin Hak Pilih Warga Negara dan Mewujudkan Pemilu Damai" di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).

Ia mengemukakan, pengawas TPS merupakan petugas yang krusial dalam menjamin keamanan suara pemilih. Ia bertugas mengawasi adanya oknum yang ingin memanipulasi data ataupun mencuri suara untuk kemenangan paslon maupun caleg tertentu.

Baca juga: TPS Bertambah, KPU Kebut Pengadaan Logistik Dalam Waktu Terbatas

Biasanya, lanjut Veri, permasalahan dalam pelaksanaan pemilu terjadi saat pemungutan suara dan rekapitulasi di kecamatan, provinsi, maupun saat di KPU. Pengawas TPS lah yang wajib mengantisipasi permasalahan tersebut dari hulu penghitungan suara.

Veri juga mengimbau kepada para saksi yang mewakili paslon capres-cawapres dan parpol untuk mengawal jalannya pemungutan suara di TPS. Jangan sampai kepentingan politik mengintervensi para saksi.

Baca juga: Pemilih yang Belum Dapat Undangan Mencoblos Bisa Lapor ke Petugas TPS

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menambahkan pengawas TPS juga semestinya mendapatkan pelatihan psikologi untuk menghadapi tekanan saat bertugas.

"Ketika ada yang protes, bagaimana mereka menyikapi itu. Mereka harus siap dan tidak grogi bagaimana menenangkan massa," kata Ray.

Ia juga berharap pengawas TPS, khususnya di daerah, memiliki keterampilan dalam hal-hal teknis, seperti melipat surat suara. Hal itu dibutuhkan agar tidak terjadi kerusakan pada surat suara.

Kompas TV Komisi Pemilihan Umum Palembang menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilu 2019. Simulasi diikuti panitia PPK dan PPS dari kecamatan dan kelurahan di Palembang. Latihan untuk mensosialisasikan tahapan dan prosedur pemungutan dan penghitungan suara pada warga. Simulasi mempresentasikan kejadian sesungguhnya di TPS. TPS dilengkapi dengan lima kotak suara dan empat bilik pencoblosan. Di depan TPS juga tertempel papan informasi daftar calon peserta pemilu dan daftar pemilih tetap. Ada tujuh orang yang bertugas sebagai panitia pemungutan suara atau KPPS. #KPU #PersiapanPemilu #Pencoblosan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com