JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah membantah kabar yang beredar di media sosial Twitter bahwa mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy hilang dari Rumah Sakit Polri.
Kabar itu dimuat oleh pengguna Twitter bernama jokoedy dengan akun @joked2019.
Kabar itu berbunyi, "Romi hilang di RS Polri. Ia meninggalkan Rp 200 M, ketika ia di OTT KPK, sampai sekarang belum dibagi kpd kyai. Sebaiknya KPK mencari Rp 200 M itu, agar tak sampai dieksekusi menjadi amplop pemilu, info seorang jenderal".
Informasi tersebut dimuat sejak tanggal 7 April 2019 pukul 21.30 malam. Hingga saat ini, konten tersebut sudah disukai 492 akun dan di-retweet sebanyak 206 kali.
"Informasi-informasi seperti itu sudah pasti tidak benar ya," kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (8/4/2019) malam.
Baca juga: Sakit, Romahurmuziy Dilarikan ke RS Polri
Febri menyesalkan informasi yang beredar di media sosial tersebut. Sebab, Romahurmuziy masih dirawat di RS Polri dan dijaga oleh tim KPK.
"Saya kira kalau informasi-informasi yang berkembang tidak jelas kemudian dikonfirmasi mestinya tidak perlu sampai seperti itu. Saya cek sampai hari ini masih dalam status pembantaran. KPK tetap melakukan penjagaan, jadi ada pengawalan tahanan di sana," tegas Febri.
Saat ini, KPK juga masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kondisi medis Romahurmuziy.
"Semoga nanti setelah pemeriksaan hasil laboratoriumnya selesai dan ada pendapat dari dokter maka proses lanjutan bisa dilakukan," ungkapnya.
Baca juga: Ketua Pansel Mengaku Tak Tahu Dugaan Romahurmuziy Pengaruhi Seleksi Jabatan Kemenag
Febri juga menegaskan, penanganan kasus dugaan suap seleksi jabatan di Kementerian Agama wilayah Jawa Timur yang menjerat Romahurmuziy terus berjalan.
"Kasusnya tetap berjalan, penyidikan bahkan hari ini kami juga melakukan pemeriksaan terhadap para saksi," kata dia.
Dalam kasus ini, Romahurmuziy diduga menerima uang dengan total Rp 300 juta dari dua pejabat Kemenag Jawa Timur.
Mereka adalah Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur Haris Hasanuddin dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muafaq Wirahadi.
Uang itu diduga sebagai komitmen kepada Romahurmuziy untuk membantu keduanya agar lolos dalam seleksi jabatan di wilayah Kemenag Jawa Timur.
Romahurmuziy dianggap bisa memuluskan mereka ikut seleksi karena ia dinilai mampu bekerja sama dengan pihak tertentu di Kemenag.
Pada waktu itu, Haris melamar posisi Kakanwil Kemenag Jawa Timur. Sementara itu, Muafaq melamar posisi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.