JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengaku pernah menjadi guru di majelis taklim. Hal itu disampaikan Ma'ruf di hadapan ibu-ibu majelis taklim dalam acara acara Majelis Taklim Berselawat, di Istora Senayan, Jakarta, Senin (8/4/2019).
"Saya ini dulu guru majelis taklim, yang mengajar dari majelis ke majelis. Jadi kalau saya sekarang menjadi cawapres. Berarti yang jadi cawapres adalah ustaznya majelis-majelis taklim," ujar Ma'ruf.
Karena itu, ia meminta dukungan ibu-ibu majelis taklim yang hadir di sana. Ia pun memotivasi para ustazah yang hadir agar tidak rendah diri. Ma'ruf mengatakan ia yang dulunya ustaz majelis taklim kini bisa menjadi cawapres.
Baca juga: Maruf Amin: Prabowo Mengulang-ulang Supaya Orang Percaya Ada Kebocoran
Ma'ruf pun senang karena banyak mendapat dukungan dari para ustazah majelis taklim untuk pencalonannya di Pilpres 2019. Ia berterima kasih para ustazah majelis taklim sudah mendoakannya dan Joko Widodo agar menang di Pilpres 2019.
Ma'ruf memprediksi para ustazah dan anggota majelis taklim setidaknya bisa menyumbang 60 persen di Jakarta. Ma'ruf mengatakan, dukungan bagi Jokowi-Ma'ruf akan sangat besar apabila seluruh kekuatan majelis taklim bisa disatukan.
Baca juga: Jelang Debat Kelima, Maruf Amin Pamer Status Investment Grade di Era Jokowi
"Ini penggalangan di kalangan majelis taklim di DKI dan Jabodetabek. Ini kan banyak sekali muslimat, ibu-ibu itu. Ini dikonsolidasi Bu Ida (Fauziyah) dan teman-temannya, jadi ada acara semacam menggelar salawat dan dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf," ujar Ma'ruf.
"Dan ini sangat berpengaruh karena majelis taklim itu kan punya jemaah. Cuma (sekarang) tidak seluruh jemaah dibawa. Tapi kan simpul-simpulnya saja yang tentu bisa datang. Karena itu dia akan memberikan efek besar terhadap ajakan kepada para jemaahnya," lanjut dia.