JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku optimistis bahwa target partisipasi publik pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 sebesar 77,5 persen dapat tercapai.
Partisipasi politik masyarakat tersebut yang menjadi alat ukur keberhasilan pemilu.
Tjahjo membandingkan partisipasi pemilih dengan pemilu di tahun-tahun sebelumnya.
"Memang tingkat partisipasi menentukan kualitas suksesnya Pileg dan Pilpres, tahun 1955 saja pemilu tingkat partisipasinya 91,4 persen," kata Tjahjo saat ditemui di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2019) pagi.
"Kemudian 2014 mencapai 74 persen, KPU dan pemerintah, khususnya Kemendagri, optimistis bahwa bisa mencapai angka minimal 78-80 persen pemilih," sambung dia.
Tjahjo menuturkan, Mahkamah Konstitusi (MK) juga telah mempermudah masyarakat mencoblos dengan memperbolehkan penggunaan surat keterangan (suket) perekaman e-KTP.
Hal itu merupakan putusan MK terhadap gugatan uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu, dengan nomor perkara 20/PUU-XVII/2019.
Maka dari itu, Tjahjo kembali mengajak publik untuk pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April 2019 dan menggunakan hak pilihnya.
"Makanya kami ajak mari jangan golput, ini kesempatan emas kita, kesempatan warga negara kita yang diberikan hak konstitusional," ujar Tjahjo.
"MK juga sudah memberikan banyak payung-payung hukum jangan sampai ada satu warga negara Indonesia yang punya hak pilih nanti terlewatkan," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.