Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawal Pemilu, Upaya Menjaga Demokrasi dari Kecurangan..

Kompas.com - 04/04/2019, 13:22 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.comPemilu 2019 sudah di depan mata. Tak kurang dari dua pekan mendatang, masyarakat Indonesia akan merayakan pesta demokrasi menentukan presiden-wakil presiden, juga anggota DPR, DPRD Tingkat I dan II, juga DPD.

Indonesia sudah berkali-kali menyelenggarakan pemilu, meski begitu peluang untuk terjadi kecurangan selalu ada. Praktik curang seperti politik uang, penggelembungan atau penggelapan suara tentunya mungkin saja terjadi.

Menurut Anggota Badan Pengawas Pemilu Mochammad Afifuddin (Bawaslu), salah satu pos rawan terjadi kecurangan terletak pada proses pendataan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Misalnya, ketika ditemukan 103 WNA terdaftar dalam DPT.

Tidak hanya proses penyusunan DPT, kerawanan pelanggaran juga dapat terjadi di bagian lainnya.

"Menurut IKP (Indeks Kerawanan Pemilu), kerawanan didefinisikan sebagai segala hal yang menimbulkan gangguan dan berpotensi menghambat proses pemilihan umum yang inklusif dan benar," kata Afif.

Baca juga: Bawaslu: Pendataan Pemilih Pemilu Rawan Kecurangan

Untuk itu, penting bagi semua pihak, termasuk masyarakat, untuk turut terlibat langsung mengamankan pesta demokrasi lima tahunan ini dengan cara aktif mengawal jalannya pemilu.

Kawalpemilu.org

Pada 2014, sebuah organisasi bernama Kawalpemilu.org lahir dari gagasan seorang  praktisi teknologi informasi asal Gresik bernama Ainun Najib.

Organisasi berbasis relawan ini sukses mengawal Pemilu 2014 dengan cara mendigitasi ratusan ribu formulir C1 Salinan yang ada di website KPU.

Namun, ada yang lebih penting dari formulir C1 Salinan, yakni formulir C1 Plano.  Di inilah rekap otentik hasil pemilihan suatu TPS dituliskan. Data ini akan terpampang di masing-masing TPS setelah proses penghitungan selesai, sebelum dikirim ke website KPU.

Tahun ini, Kawalpemilu.org membutuhkan kontribusi dari sebanyak mungkin relawan dari seluruh Indonesia untuk ikut melaporkan hasil pemilu di sekitarnya melalui teknologi.

Bekerja sama dengan Network for Democracy and Electoral Integrity, gerakan ini bernama Kawal Pemilu-Jaga Suara (KPJS).

Baca juga: KawalPemilu.org dan Netgrit Bentuk Gerakan Kawal Penghitungan Suara

Contoh formulir C1 Plano yang bisa dikirim ke Kawalpemilu.orgKawalpemilu.org Contoh formulir C1 Plano yang bisa dikirim ke Kawalpemilu.org

Masyarakat diminta memfoto formulir C1 Plano yang dipampang  di TPS-nya, kemudian mengunggahnya ke upload.kawalpemilu.org.

Semakin banyak formulir C1 Plano yang terlaporkan, berarti semakin banyak data yang terjaga kebenarannya.  Melalui KPSJ, data perolehan suara bisa dikawal bersama-sama, semua orang bisa memverifikasinya jika terjadi kejanggalan.

Berdasarkan data Kawalpemiu.org, pada 2014 terdapat sekitar 470.000 TPS yang terpantau. Sementara tahun ini jumlahnya meningkat hampir dua kali lipat menjadi sekitar 809.000 TPS.

Adapun, jumlah formulir di masing-masing TPS juga mengalami peningkatan menjadi 5-7 formulir, karena pemilu kali ini memilih eksekutif juga legislatif.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com