JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, tanggap darurat untuk banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, telah berakhir pada Jumat (29/3/2019) hari ini.
"Tadi malam, berdasarkan kesepakatan, maka tanggap darurat akan berakhir 29 Maret 2019. Kemudian dilanjutkan transisi darurat menuju pemulihan," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (29/3/2019).
Dia menambahkan, Penanganan di Sentani akan memasuki fase transisi dari darurat menuju ke pemulihan. Masa itu bakal dijalankan sekitar satu hingga tiga bulan ke depan berdasarkan kesepakatan dari bupati Kabupaten Sentani.
Maka dari itu, lanjutnya, pencarian korban akan dihentikan ketika masuk ke fase transisi menuju pemulihan. Fase tersebut pun sudah dikomunikasikan dengan pihak keluarga.
"Penanganan tanggap darurat telah diterapkan 14 hari, berakhir 29 Maret 2019. Pencarian korban dihentikan karena masuk ke fase pemulihan," ucapnya.
Sutopo menjabarkan, hingga akhir Maret 2019, korban meninggal akibat bencana banjir di Sentani berjumlah 112 orang. Sebanyak 105 orang meninggal dunia di Kabupaten Jayapura dan 7 orang lainnya di Kota Jayapura.
Baca juga: Banjir Bandang Sentani Tenggelamkan Artefak Megalitik
Dari 112 korban tewas tersebut, seperti diungkapkan Sutopo, sebanyak 77 orang sudah berhasil diidentifikasi tim Polri. Dari jumlah itu, sebanyak 55 orang ahli waris korban telah mendapatkan santunan dari pemerintah dan sisanya menunggu proses identifikasi.
"Kemudian jumlah orang hilang ada 82 orang. Memang kita kesulitan mengidentifikasi, ternyata banyak pendatang yang tinggal di daerah wilayah Sentani yang tidak memiliki identitas," jelas Sutopo.
Sementara itu, kini total pengungsi ada 5.347 orang atau 962 KK yang tersebar di 21 titik pengungsian.
"Pengungsi ini ada dua tipikal, satu yang mengungai karena banjir bandang, kedua karena ada banjir luapan danau Sentani," pungkasnya.