Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Memangnya Dewa Ngelarang-larang...

Kompas.com - 27/03/2019, 13:32 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto heran dengan hoaks yang menyebut azan di Masjid akan dilarang dan pelegalan pernikahan sesama jenis akan terjadi jika calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menang dalam Pilpres 2019.

"Kalau nanti Jokowi menang nanti istilahnya dilarang tuh azan di Masjid. Dilarang memangnya dewa atau apa ngelarang-ngelarang," ujar Wiranto di Hotel Grand Paragon, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).

"Kalau menang nanti Jokowi-Ma'ruf akan melegalkan LGBT, ini pikiran mana ini, fitnah ini," sambung Wiranto.

Baca juga: Wiranto Analogikan Memilih Pemimpin seperti Memlih Sopir Bus

Wiranto pun menyayangkan adanya hoaks pelarangan azan dan pernikahan sejenis di Pemilu 2019. Menurutnya, hal itu bukan hanya menyudutkan paslon nomor urut 01, melainkan juga merugikan masyarakat.

Ia menyebut Pemilu 2019 seharusnya menjadi ajang memilih pemimpin terbaik bukan malah diisi dengan saling fitnah dan mengadukan calon pemimpin.

"Kita saat ini masuk dalam proses bahwa kita akan menyelenggarakan pemilu. Pemilu bukan arena kita untuk pecah bukan tempat kita saling hujat fitnah apalagi menjatuhkan," tegasnya.

Baca juga: Wiranto: Siapa Bilang Pemerintah Enggak Kerja? Itu Hoaks, Lawan!

"Pemilu yang lima tahun sekali ini untuk memilih pemimpin, bukan arena untuk diadu. Pemimpin itu tidak diadu, tapi dipilih," ungkapnya kemudian.

Untuk itu, Wiranto mengajak masyarakat untuk fokus memilih calon pemimpin dengan melihat rekam jejaknya dan mengabaikan segala hoaks yang ada.

Diakuinya, sejak maraknya hoaks di Pemilu 2019, masyarakat kerap bertengkar karena perdebaan referensi politik antara kedua paslon capres-cawapres.

"Tidak boleh saling menghujat, memfitnah, dan menjatuhkan. Tidak perlu kira berseteru dengan orang yang berbeda pilihan politik," ungkapnya kemudian.

Kompas TV Menko Polhukam, Wiranto meminta masyarakat tak perlu khawatir adanya serangan "hacker" di situs KPU. Karena peretas jaringan internet itu sudah ditangani oleh instansi terkait. Wiranto menegaskan KPU dan Bawaslu sudah mengantisipasi dan menyiapkan tindakan preventif. Perhitungan suara sah dalam pemilu tetap akan dilakukan dengan cara manual. Wiranto memastikan serangan hacker tak akan sengaja merugikan salah satu paslon. Sebelumnya, Ketua KPU, Arief Budiman menyatakan situs KPU kerap diserang banyak hacker dari dalam maupun luar negeri. #wiranto #menkopolhukam #hacker #kpu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com