JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai, target perolehan suara yang disampaikan pasangan calon presiden calon wakil presiden merupakan sebuah maklumat politik.
Menurut dia, target tersebut harus ditindaklanjuti oleh tim sukses dan pendukungan pasangan tersebut.
Hal itu disampaikan Ari menanggapi para capres dan cawapres yang mengungkapkan target perolehan suaranya di suatu daerah.
Baca juga: Maruf Amin Targetkan Perolehan Suara 70 Persen di Jawa Barat
"Katakanlah rapat akbar dengan sebuah maklumat, saya targetkan di sini sekian persen, di sana sekian persen, itu kan sebuah maklumat politik yang harus ditindaklanjuti oleh timses," kata Ari saat diskusi "Persaingan Makin Ketat: Siapa Selamat, Siapa Blunder?", di Kafe Kanorai, Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2019).
Selain itu, menurut dia, saat kampanye akbar, tim sukses perlu memastikan massa pendukung menjelma menjadi suara sah saat pemungutan suara.
Ia mengatakan, tim sukses perlu memiliki data dari mana asal dan basis daerah pemilihan (dapil) massa pendukung yang hadir dalam kampanye akbar tersebut.
Untuk mendapatkan ini, timses perlu membentuk tim yang memastikan terciptanya militansi pendukung.
Baca juga: BPN Yakin Sosok Sandiaga Akan Dongkrak Perolehan Suara di Pilpres 2019
Militansi yang dimaksud Ari bukan berupa fanatisme politik yang tidak didasari pada hal-hal logis.
Akan tetapi, militansi bahwa pemilih memastikan dirinya datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mencoblos paslon yang didukungnya.
"Harus ada manajemen rapat terbuka kampanye akbar, tapi manajemen konversi suara ini harus jelas. Karena yang ngerti dapil adalah timses di tingkat lokal. Itulah maklumat politik yang harus ditindaklanjuti," ujar Ari.