Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Fenomena Equinox Sebabkan Suhu Naik, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 25/03/2019, 12:51 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Informasi seputar fenomena Equinox beredar luas di masyarakat melalui media sosial dan aplikasi percakapan WhatsApp.

Sebuah pesan yang beredar menyebutkan, fenomena ini akan terjadi hingga Kamis (28/3/2019) mendatang. Isi pesannya juga mengimbau pembaca untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan memperbanyak minum karena suhu bumi akan naik beberapa derajat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai fenomena tersebut.

Narasi yang beredar:

Dalam pesan yang beredar menyebutkan bahwa fenomena ini merupakan sebuah kondisi di mana posisi matahari berada di titik terdekat di bumi, sehingga suhu udara akan naik beberapa derajat.

Pesan seputar fenomena Equinox yang beredar di masyarakat.Twitter dan WhatsApp Pesan seputar fenomena Equinox yang beredar di masyarakat.
Hal ini ditakutkan akan membuat tubuh kekurangan cairan. Dengan demikian, pembaca diimbau untuk minum dan mengonsumsi buah lebih banyak, serta mengurangi aktivitas di luar rumah.

Berikut bunyi pesan yang beredar sejak pertengahan Maret 2019:

"Bapak/ibu dan kawan2 sekedar mengingatkan kita semua untuk jangan lupa minum lebih banyak air, makan lebixh banyak buah & mengurangi aktifitas diluar rumah dari tanggal 22 s/d 28 Maret karena Equinox dimana matahari mencapai titik terdekat dengan bumi & suhu udara akan naik beberapa derajat jgn sampai dehidrasi atau sun stroke.
Jaga kesehatan kita & saling mengingatkan di antara kita"

Penelusuran Kompas.com:

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo menyampaikan, fenomena Equinox merupakan salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun.

"(Dua kali dalam setahun tersebut) pada tanggal 21 Maret dan 23 September," kata Prabowo kepada Kompas.com, Senin (25/3/2019).

Prabowo memaparkan, saat fenomena Equinox berlangsung, matahari dengan bumi memiliki jarak paling dekat. Hal ini menyebabkan wilayah tropis sekitar ekuator akan mendapatkan penyinaran sinar matahari yang maksimal.

"Fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrem," ujar dia.

Sementara itu, secara umum diketahui rata-rata suhu maksimum di wilayah Indonesia berada dalam kisaran 32-36 derajat celcius. Hasil pengamatan BMKG menunjukkan suhu maksimum tertinggi terjadi pada 23 Maret 2019 lalu tercatat 37,6 derajat celcius di Meulaboh, Aceh.

"Equinox bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas atau heatwave yang terjadi di Eropa, Afrika dan Amerika yang merupakan kejadian peningkatan suhu udara ekstrem di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama," ujar Prabowo.

Secara umum, lanjut Prabowo, kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab atau basah. Beberapa wilayah di Indonesia saat ini tengah memasuki periode transisi atau pancaroba.

"Maka ada baiknya, masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan," kata dia.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mengkhawatirkan dampak dari fenomena ini seperti yang disebutkan dalam isu yang beredar di atas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com