Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY Tak Salahkan Kader Demokrat yang Pilih Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 22/03/2019, 21:36 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak menyalahkan kader Demokrat yang akan memilih pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019.

Hal itu disampaikan AHY menanggapi survei Litbang Kompas yang menyatakan 31,5 persen kader Demokrat diprediksi memilih Jokowi-Ma'ruf.

"Saya pikir justru adalah suatu kewajaran. Kami tak pernah bisa mengatakan satu komando tegak lurus yang diharapkan bisa seluruh konstituen Partai Demokrat itu berada dalam satu pilihan yang sama. Karena Partai Demokrat memiliki keberagaman konstituen," ujar AHY saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Baca juga: Demokrat Sedih Elektabilitas Hanya 4,6 Persen Hasil Survei Kompas

"Jadi saya tak pernah menyalahkan dalam arti yang berlebih-lebihan. Walaupun tetap secara tegas kami meyakinkan, Partai Demokrat itu dalam koalisi yang mengusung capres dan cawapres Prabowo-Sandi," lanjut dia.

AHY meyakini fenomena serupa tak hanya terjadi di Demokrat, melainkan di beberapa partai lainnya.

Ia mengatakan, selain memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Demokrat juga memiliki target memperoleh kursi DPR sebanyak mungkin.

Oleh karena itu, Demokrat perlu menerapkan strategi ganda untuk mencapai kedua target tersebut.

Baca juga: Tak Ada Pengaruh Elektoral dari Prabowo-Sandiaga, Ini Taktik Demokrat

"Itulah dinamika politik dan demokrasi kita. Justru kalau semuanya seragam enggak seru begitu. Justru kami ingin menyampaikan, Partai Demokrat ini memiliki double track strategy, strategi rel ganda," kata AHY.

"Di mana kami ingin meyakinkan di Pileg Partai Demokrat berlangsung dengan sukses, meraih suara dan jumlah kursi di DPR yang signifikan sedangkan pilpres juga kami ingin sukseskan," lanjut dia.

Diberitakan sebelumnya berdasarkan survei Litbang Kompas, Partai Demokrat dengan elektabilitas sebesar 4,6 persen berdasarkan survei, jumlah yang taat pada instruksi partai dengan memilih Prabowo-Sandiaga sebesar 66,3 persen. Sementara, yang memilih mendukung Jokowi-Ma'ruf sebesar 31,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com