Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Cawapres Bisa Berbagi Peran untuk Tingkatkan Elektabilitas

Kompas.com - 22/03/2019, 12:01 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkapkan, kedua cawapres, Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, mampu menaikkan elektabilitas dengan membagi peran dengan capresnya.

Arya menjelaskan, pembagian peran tersebut bisa dilakukan pada zona kampanye rapat umum, segmentasi pemilih, dan isu publik.

"Saya kira cawapres bisa berbagi peran ya, pertama untuk zona kampanye karena daerah yang perlu dikunjungi luas, tidak bisa semua dijangkau cawapres. Kemudian kedua cawapres bisa fokus di segmentasi dan isu publik yang mereka kuasai," ujar Arya kepada Kompas.com, Jumat (22/3/2019).

Baca juga: Siapa Cawapres yang Paling Berperan Tingkatkan Elektabilitas? Ini Hasil Litbang ”Kompas”...

Sebelumnya, Survei Litbang Kompas terbaru mengukur sejauh mana peran calon wakil presiden terhadap elektabilitas pasangan calon di Pemilihan Presiden 2019.

Hasilnya, cawapres nomor urut 02, Sandiaga, dianggap lebih berperan dalam mendongkrak elektabilitas ketimbang cawapres nomor urut 01 Ma'ruf.

Peneliti CSIS Arya Fernandes di Kantor CSISKompas.com/Rakhmat Nur Hakim Peneliti CSIS Arya Fernandes di Kantor CSIS

 

Menurut Arya, Ma'ruf bisa mendongkrak elektabilitas dengan fokus kampanye di kalangan umat muslim, khususnya pemilih dari pesantren.

"Ma'ruf fokus saja di pemilih pesantren. Kan dia seorang ulama, jadi bisa dengan meningkatkan sumber daya manusia di sekolah-sekolah agama," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Survei Litbang Kompas, Ini Pilihan Capres-Cawapres Berdasarkan Wilayah

Selain itu, lanjutnya, Ma'ruf pun bisa mengeksplorasi lagi ekonomi syariah yang ia canangkan. Mengingat saat ini perkembangan bank syariah di Indonesia tidak terlalu baik.

Sementara itu, untuk Sandiaga, seperti diungkapkan Arya, bisa fokus kampanye di segmentasi pemilih milenial, masyarakat kalangan menengah ke atas, dan perempuan.

Arya menyatakan, Sandiaga bisa memberikan gerakan baru untuk isu ekonomi dan lapangan pekerjaan ke masyarakat. Adanya terobosan atau inovasi dinilai mampu menaikkan elektabilitasnya.

Baca juga: Debat Cawapres dalam Isu Kesehatan Miskin Gagasan

"Saya kira Sandiaga harus punya trobosan baru ya, bukan jargon saja, diperlukan adanya komunikasi publik yang baik. Pertemuan tatap muka juga perlu ditambah dengan gerakan baru," paparnya.

Peran cawapres yang masih bisa diperkuat ini tergambar dari hasil survei Litbang Kompas dari akhir Februari hingga awal Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi dengan margin of error +/- 2,2 persen.

Sebanyak 71,9 persen responden menyatakan memilih karena sosok calon presiden (capres). Adapun alasan memilih karena sosok cawapres masih relatif rendah, yakni 9,5 persen.

Baca juga: Berikut Catatan Janji Ma’ruf Amin dan Sandiaga dalam Debat Cawapres

Jika dilihat secara rinci soal seberapa kuat pengaruh sosok cawapres ini, Litbang Kompas memotret dalam kelompok pemilih Prabowo-Sandi, sebanyak 16,7 persen responden memilih karena faktor Sandi.

Sementara di kelompok pemilih Jokowi-Ma'ruf, pilihan yang didasarkan oleh faktor Ma'ruf hanya sebesar 5,4 persen.

Survei juga menunjukkan Sandiaga disukai karena latar belakang pendidikan dan usia. Sementara Ma'ruf disukai karena latar belakang keagamaan.

Kompas TV Survei Litbang Kompas terkait elektabilitas Capres-Ccawapres menjadi perbincangan hangat warganet. Sepertiapa?kita simak ulasan jurnalis KompasTVYasir Neneama berikut ini. #Elektabilitas #CapresCawapres #LitbangKompas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com