JAKARTA, KOMPAS.com - Di saat berbagai lembaga survei mengeluarkan hasil survei elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seringkali menolak untuk memercayainya.
Berulang kali, mereka mengatakan, lebih percaya kepada survei internal.
Berdasarkan klaim BPN, hasil survei internal itu berbeda dari survei kebanyakan. Mereka mengaku lebih unggul dari pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Namun, BPN tidak pernah merilis detil besar elektabilitasnya. Termasuk mengenai metodologi yang digunakan, jumlah responden, hingga margin of error.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Jokowi-Maruf 49,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 37,4 Persen
Unggul atau tidak?
Namun, tidak ada pernyataan yang selaras dari beberapa anggota BPN terkait survei internal mereka.
Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Imelda Sari, misalnya, mengakui bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul berdasarkan survei internal.
Namun, selisih elektabilitas tersebut di bawah 10 persen.
"Kalau dari posisi survei yang kita lihat memang cukup ketat angkanya. Selisihnya cukup kecil. Kalau survei Litbang Kompas (selisihnya) 11 persen, kami di bawah 10 persen," kata Imelda dalam diskusi 'mengukur berbagai hasil survei' di Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Baca juga: BPN: Survei Jadi Ajang Bisnis, Kita Cuekin Aja Biar Mati Sendiri
Namun pada hari yang sama juga, anggota Dewan Pengarah BPN, Fadli Zon justru mengatakan hal berbeda.
Tanpa menyebut angka, Fadli mengatakan, Prabowo-Sandiaga sudah unggul dari Jokowi-Ma'ruf berdasarkan hasil survei internal.
"Kalau menurut survei kami sih sudah melampaui walaupun masih tipis. Kami sangat optimistis bahwa Prabowo-Sandiaga sekarang leading dan menurut survei internal kami sudah melampaui petahana," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan.
Sementara itu, pada pekan sebelumnya, ada pernyataan lain yang berbeda dari Direktur Komunikasi dan Media BPN, Hashim Djojohadikusumo.
Hashim mengklaim, hasil survei internal BPN, elektabilitas Prabowo-Sandiaga ada yang mendekati pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, adapula yang melampaui.
"Saya kira menggembirakan. Ada beberapa survei kita, ada yang mendekati dengan (paslon) 01, ada justru yang melebihi, melampaui. Ini kan kita pakai beberapa survei kan, saya kira cukup bagus," kata Hashim.