JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menjelaskan maksud wacana dana abadi riset dan kebudayaan yang dia singgung dalam debat ketiga Pemilihan Presiden 2019.
"Dana abadi itu dana tetap yang bergulir yang nanti hasilnya dari investasinya itu yang digunakan untuk membiayai kegiatan kebudayaan," ujar Ma'ruf melalui keterangan tertulis di sela safari politiknya di Jombang, Jawa Timur, Senin (18/3/2019).
Ma'ruf mengatakan, dana tersebut merupakan alokasi khusus pemerintah untuk berinvestasi di bidang riset dan kebudayaan.
Baca juga: Maruf Amin Janjikan Dana Abadi Riset dalam Debat Ketiga Pilpres 2019
Hasil dari investasi itu digunakan untuk kepentingan pengembangan riset dan kebudayaan. Ma'ruf mengatakan nilai investasinya akan terus ditingkatkan agar hasil yang didapat semakin besar.
"Nah dananya abadi modalnya terus ditambah, hasilnya digunakan, sehingga ada sifatnya non APBN," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, tujuan penganggaran dengan skema seperti ini untuk menjamin perbaikan yang berlanjut.
Sebelumnya dalam debat ketiga Pilpres 2019, Ma'ruf berjanji akan menyediakan dana abadi kebudayaan, apabila ia dan calon presiden petahana Joko Widodo menang di Pilpres 2019.
"Anggaran tersedia, kami akan menyiapkan dana abadi kebudayaan supaya kebudayaan kita semakin berkembang," ujar Ma'ruf sebagaimana dikutip Antara.
Selain itu, Ma'ruf juga berkomitmen menjadikan kebudayaan Indonesia terpandang di dunia. Ia beserta Jokowi akan membangun gedung opera besar sebagai tempat pengembangan kebudayaan.
Ma'ruf memberikan contoh, bangunan yang akan dibangun serupa Sydney Opera House, Australia.
Baca juga: Maruf: Anggaran Tersedia, Kami Akan Siapkan Dana Abadi Kebudayaan
Selain itu, Ma'ruf juga menjanjikan dana abadi riset sebagai upaya pengembangan riset di Indonesia.
"Kita sudah sepakat untuk sediakan dana abadi riset," kata dia.
Sebelum itu, Ma'ruf juga mengatakan akan membentuk Badan Riset Nasional agar anggaran riset bisa ada di satu lembaga.
Selama ini, anggaran untuk riset masih tersebar di berbagai lembaga. Dengan lembaga baru, dia yakin pengembangan riset akan lebih optimal.