JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Nizar Zahro mempertanyakan sikap calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin yang sama sekali tak menyinggung soal tenaga honorer saat debat ketiga Pilpres 2019.
Padahal, masalah tenaga honorer itu disinggung dalam pertanyaan yang diajukan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.
Ia menilai, nihilnya jawaban Ma'ruf Amin soal itu disebabkan karena ketidakberpihakan pemerintahan Jokowi terhadap tenaga honorer dalam empat setengah tahun terakhir.
Baca juga: BPN: Prabowo Akan Angkat Seluruh Guru Honorer K2 Jadi PNS
"Sehingga Ma'ruf tidak mengerti kondisi tenaga honorer yg sudah menjadi korban janji palsu Jokowi. Kyai Ma'ruf tahu diri tidak ingin mencampuri urusan Jokowi dengan honorer. Daripada salah-salah jawab lebih baik diam," kata Nizar saat dihubungi, Senin (18/3/2019).
Nizar lalu menyinggung kembali perjuangan tenaga honorer yang terus menuntut agar mereka bisa diangkat menjadi pegawai negeri sipil, namun tidak pernah dipenuhi oleh pemerintah.
Baca juga: Datangi DPR, Guru Honorer Adukan Minimnya Kesejahteraan ke Fadli Zon
"Intinya, Jokowi atau Kiai Ma'ruf sama saja. Keduanya tidak memiliki keperpihakan kepada honorer," kata Nizar.
Nizar pun memastikan bahwa Prabowo-Sandi akan berupaya mengangkat seluruh tenaga honorer menjadi PNS apabila terpilih. Salah satu caranya adalah dengan merevisi aturan yang mengharuskan pendaftar seleksi CPNS berusia dibawah 35 tahun.
"Jika honorer ingin diangkat PNS maka dukunglah Prabowo-Sandi. Konsepnya jelas. Janjinya bisa dipegang," kata Nizar.