JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon memuji gagasan satu kartu yang dicetuskan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno dalam debat ketiga Pemilihan Presiden 2019.
Menurut Fadli, pemerintah saat ini yang mengeluarkan banyak program berbasis kartu kurang tepat.
"Memang satu orang mau bawa satu lusin kartu? Jadi saya kira cara berpikir memproduksi banyak kartu itu benar-benar cara berpikir yang kurang cerdas lah," ujar Fadli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/3/2019).
Baca juga: BPN Prabowo-Sandiaga: Pembuatan 3 Kartu Pasti Jadi Beban Anggaran Negara
Fadli mengatakan di negara maju sudah mengenal konsep yang sebelumnya disampaikan Sandiaga. Dia mencontohkan Amerika yang menggunakan kartu bernama Social Security Number. Kartu tersebut memuat seluruh data satu individu.
Gagasan satu kartu melalui KTP elektronik (e-KTP) dinilai sebuah terobosan dalam penyaluran subsidi-subsidi yang dilakukan pemerintah. Sedangkan program berbasis kartu dinilai sudah kuno. Fadli pun menilai program berbasis kartu saat ini begitu kontradiktif.
"Karena di satu sisi ingin mengajak maju dengan bicara revolusi 4.0 tetapi di sisi lain cara berpikirnya masih di zaman kuda," kata Fadli.
Pada saat debat ketiga pilpres, Minggu (17/3/2019), calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin memamerkan tiga kartu yang akan menjadi program andalannya bersama calon presiden Joko Widodo.
Ke-tiga kartu tersebut adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Sembako Murah dan Kartu Prakerja.
Namun program tersebut mendapat kritik dari rival debatnya Sandiaga Uno. Ia menilai, penggunaan banyak kartu untuk mengakses berbagai program pemerintah justru akan menjadi beban bagi masyarakat dan negara.
Oleh sebab itu, Sandiaga enggan mengeluarkan program berbasis kartu apabila terpilih pada Pilpres 2019 mendatang.
Menurut Sandiaga, e-KTP dapat menjadi konsolidator semua program pemerintah.
Baca juga: Tak Banyak Kartu, Sandiaga Ingin Semua Program Pakai E-KTP
Artinya masyarakat hanya perlu e-KTP untuk mengakses program-program pemerintah. Dari mulai akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan hingga rumah murah.
"Jadi cukup membawa kartu tersebut ke fasilitas pemerintah untuk mendapatkan layanan," kata Sandiaga.
"Bagi kami, kita sudah menghabiskan triliunan rupiah untuk KTP elektronik dan ada chip teknologi, revolusi industri 4.0, ada digital ekonomi di belakang KTP kita," ucapnya.