Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagasan Cawapres Saat Debat Ketiga Dinilai Belum Maksimalkan Perspektif HAM

Kompas.com - 18/03/2019, 15:12 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pemantau Pemilu 2019 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Hairansyah melihat perspektif HAM belum dijadikan acuan dua calon wakil presiden dalam debat ketiga Pilpres 2019.

Adapun tema debat ketiga itu mencakup pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya.

"Strategi kebijakan dan taktis berdasarkan prinsip dasar HAM memang secara spesifik tidak muncul. Jadi perspektif HAM tidak muncul secara khusus gitu dalam konteks (tema debat) ini. Lebih ke soal politik anggaran, kemudian soal pelayanan yang akan dilakukan, dan seterusnya," kata dia dalam Catatan Kritis Terhadap Komitmen HAM Cawapres di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (18/3/2019).

Baca juga: Banyak yang Salah Kaprah Nilai Maruf Sebelum Debat

Wakil Ketua Komnas HAM bidang internal ini menekankan, dalam prinsip HAM, indikator terpenuhinya hak dalam pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, sosial dan budaya mencakup empat hal.

Pertama, ketersediaan. Aspek ini mencakup fasilitas, infrastruktur dan tenga. Ia melihat dalam debat ketiga, cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno belum bisa mengeksplorasi aspek ini.

Ketua Tim Pemantau Pemilu 2019 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Hairansyah (kemeja biru) Catatan Kritis Terhadap Komitmen HAM Cawapres di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (18/3/2019). DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com Ketua Tim Pemantau Pemilu 2019 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Hairansyah (kemeja biru) Catatan Kritis Terhadap Komitmen HAM Cawapres di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (18/3/2019).
"Jadi eksplorasi terhadap masing-masing calon itu masih sangat terbatas. Padahal kalau kita lihat ada problem yang kaitannya dengan fasilitas infrastruktur dan tenaga itu yang tidak tersentuh terlalu banyak," ujar dia.

Kedua, aksesibilitas. Mencakup prinsip tanpa diskriminasi, terjangkau dan informatif. Menurut Hairansyah, aksesibilitas di tema-tema debat ketiga ini masih menjadi masalah.

"Misalnya masih banyak kasus-kasus yang berkaitan dengan tidak terlayaninya seluruh warga negara secara baik dalam konteks ketenagakerjaan maupun pendidikan misalnya," ujar dia.

Ia mencontohkan, kedua cawapres belum mengeksplorasi lebih jauh strategi mereka menghadirkan program-program secara merata dan berkeadilan. Misalnya, terkait akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat di pelosok dan masyarakat adat.

"Prinsipnya kami melihat kelompok rentan ini belum terlayani dengan baik. Misalnya juga di kesehatan, soal kelompok disabilitas bisa mandiri menggunakan fasilitas kesehatan yang diberikan itu juga masih jauh dari harapan," ujar dia.

Ketiga, akseptabilitas yang mencakup penghormatan budaya, etika, kelompok minoritas, komunitas dan sensitivitas gender.

Baca juga: Penjelasan BPJS Kesehatan soal Pasien Kanker yang Disebut Sandiaga dalam Debat

"Misal ketika program pendidikan dilakukan apakah muatan lokal menjadi bagian dari yang diperhatikan sebagai sebuah nilai tambah," sambungnya.

Keempat, kualitas yang meliputi keterampilan aparatur, memenuhi kaidah ilmu pengetahuan dan layanan yang prima.

"Belum ada terobosan yang dilakukan. Misalkan apakah catatan penggunaan teknologi informasi itu harusnya bagian dari mempermudah proses pelayanan prima yang dimaksud, misalkan. Kami melihat perdebatan yang dilakukan 17 Maret kemarin belum mampu mengeksplorasi persoalan secara komprehensif," ujarnya.

Kompas TV Pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta sosial dan budaya menjadi tema debat presidensial ketiga. Kali ini adalah sesama calon wakil presiden, yaitu nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Sandiaga Uno. Keduanya mengadu gagasan tentang dana riset untuk membuka lapangan kerja. Dalam debat, Ma'ruf dan Sandiaga bertarung jualan tentang riset dan ketenagakerjaan. #DebatKetigaCawapres #DebatPilpres2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Nasional
Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Nasional
Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah 'Clear', Diserahkan pada Ketua Umum

Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah "Clear", Diserahkan pada Ketua Umum

Nasional
Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Nasional
Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal 'Drop' di Yordania

Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal "Drop" di Yordania

Nasional
RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

Nasional
Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Nasional
Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Nasional
Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Nasional
Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Nasional
Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Nasional
Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Nasional
Yusril Kembali Klarifikasi Soal 'Mahkamah Kalkulator' yang Dikutip Mahfud MD

Yusril Kembali Klarifikasi Soal "Mahkamah Kalkulator" yang Dikutip Mahfud MD

Nasional
Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Nasional
Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com