Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Ketiga, Istilah "10 Years Challenge" Ma'ruf Amin hingga Entakan Sandiaga...

Kompas.com - 18/03/2019, 09:39 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Beragam penilaian muncul atas penampilan dua calon wakil presiden dalam debat ketiga Pemilihan Presiden 2019 yang digelar pada Minggu (17/3/2019) malam di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.

Istilah-istilah yang dilontarkan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin sempat membuat terenyak.

Sementara entakan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno di penutup debat tak diduga.

Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, punya penilaian tersendiri atas penampilan kedua cawapres.

Baca juga: Debat Ketiga, Debat Ala Maruf Vs Sandiaga...

Menurut dia, Ma'ruf berhasil mematahkan dugaan banyak orang. Ia tampil di luar dugaan.

Bagaimana dengan Sandiaga? Arya menilai, penampilannya di bagian akhir mampu membuat orang tak terduga.

Tiga sasaran Ma'ruf Amin

Arya mengatakan, penampilan Ma'ruf Amin pada debat ketiga cukup mengejutkan. Ia menganggap, apa yang disampaikan Ma'ruf sesuai dengan konteks dan tema debat.

Peneliti CSIS Arya Fernandes di Kantor CSISKompas.com/Rakhmat Nur Hakim Peneliti CSIS Arya Fernandes di Kantor CSIS
"Debat semalam menunjukkan bahwa Kiai Ma'ruf itu berhasil membuat atau mengambil momentum dan membuat orang kagum karena sebelumnya di debat pertama masih tidak maksimal seperti yang tampak di debat ketiga," ujar Arya ketika dihubungi, Minggu (17/3/2019).

Sementara berbagai istilah yang dilontarkan Ma'ruf, menurut dia, bukan tanpa tujuan. Ada kelompok yang disasar.

Baca juga: Sejumlah Fakta Menarik dalam Debat Ketiga antara Maruf VS Sandiaga...

Pertama, menurut Arya, kalangan profesional. Menurut dia, hal ini terlihat dari penjelasan Ma'ruf yang berulang soal dunia digital hingga iklim investasi.

Ma'ruf juga menggunakan istilah-istilah yang biasa digunakan kalangan profesional, seperti semangat "maximize utility" hingga "decacorn". Bahkan, berulang kali ia mencetuskan istilah "DUDI" yang merupakan singkatan dari dunia usaha dan dunia industri.

Arya menilai, dengan penggunaan istilah-istilah itu, Ma'ruf ingin menunjukkan bahwa dia juga memahami isu-isu di kalangan profesional.

Kalangan kedua yang menjadi target Ma'ruf Amin adalah kelompok Muslim.

"Beberapa istilah dan pernyataan juga menggunakan bahasa Arab, seperti takjim, takmilah, dan beberapa istilah lain dan pepatah Arab, hadis, Al Quran. Dia tidak lupa basis tradisionalnya adalah pemilih Isam dan dia mau bangun psikologi kepada pemilih Islam bahwa dia oke, dia punya pemahaman, punya wawasan luas," kata Arya.

Baca juga: Pasca-debat Ketiga, Sandiaga Berharap Masyarakat Dapat Tentukan Pilihan di Pilpres

Terakhir, Arya berpendapat, Ma'ruf menargetkan kalangan milenial. Salah satu yang paling mencolok adalah penggunaan istilah "10 years challenge" yang diulang beberapa kali oleh Ma'ruf.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com