JAKARTA, KOMPAS.com - Terduga teroris bernama Husain alias Abu Hamzah (AH) diduga telah aktif di jaringan teroris Jamaah Ansharut Daullah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS selama 6 tahun.
Sebelumnya, AH ditangkap di Sibolga pada Selasa (12/3/2019). Penangkapannya merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris di Lampung, Sabtu (9/3/2019).
"Selama 6 tahun terakhir keterangan dari orang tuanya ini aktif di beberapa kelompok itu jaringan Lampung dan Sibolga. Baru beberapa tahun terakhir Sibolga," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2019).
AH disebutkan sebagai tokoh penting di jaringannya karena mampu merakit bom dan dapat merekrut anggota.
Baca juga: Polisi Amankan 5 Bom Kontainer di Rumah Terduga Teroris di Sibolga
Polri sebelumnya mengatakan AH telah merakit puluhan bom. Dari AH, polisi menyita berbagai jenis bom, seperti dua bom pipa, empat casing tabung pipa dari LPG, satu bom elbow, dan empat bom ranjau.
Polisi juga menyita berbagai bahan peledak seperti 100 kilogram flash powder dan potasium korat.
AH diduga dibantu temannya dalam merakit bom. Namun, AH memegang kendali karena lebih pandai dibanding rekannya.
Baca juga: 6 Fakta Baru Pasca-penangkapan Terduga Teroris di Sibolga
Setelah Husain, polisi juga telah meringkus AK alias Ameng dan ZP atau Ogel di Sibolga, Selasa (12/3/2019).
"AH dibantu (merakit bom). AH sebagai aktor intelektual karena mempunyai kemampuan lebih dari teman-temannya yang merakit bom," terang Dedi.
Bom tersebut rencananya digunakan untuk melakukan penyerangan atau amaliyah terhadap aparat keamanan.
Meski AH lebih dahulu terpapar radikalisme, istrinya yang berinisial MSH, disebut lebih militan. Hal itu yang diduga membuatnya nekat meledakkan diri di dalam kamar yang juga terdapat anaknya berusia dua tahun.
Hingga Kamis, tim gabungan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan Kepolisian Daerah Sumatera Utara masih mensterilkan lokasi dari aktivitas warga hingga radius sekitar 200 meter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.