Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Jokowi, Ketua KPK Minta Pemerintah Tak Bentuk Lembaga Baru

Kompas.com - 13/03/2019, 18:58 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo berharap pemerintah tak membentuk organisasi atau lembaga baru. Menurut Agus, organisasi pemerintahan yang ramping sangat penting bagi menciptakan iklim pencegahan korupsi.

"Terakhir reformasi birokrasi, sangat penting dan kami sangat berharap, betul-betul berharap tidak ada penambahan organisasi baru," kata Agus dalam acara penyerahan Dokumen Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2019-2020 dan Laporan Pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi Tahun 2019, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Hadir dalam acara itu Presiden Joko Widodo, sejumlah menteri kabinet kerja dan kepala daerah. Hadir pula Jaksa Agung HM Prasetyo dan perwakilan dari Polri.

Baca juga: Sepanjang 2018, ICW Catat 26 Narapidana Kasus Korupsi Ajukan PK

Ditemui wartawan usai acara, Agus mengelaborasi lebih jauh mengenai alasannya berharap pemerintah tak menciptakan lembaga baru. Agus melihat, organisasi pemerintah yang ada saat ini sudah terlalu banyak dan tumpang tindih.

"Yang ada sekarang kalau menurut saya kebanyakan, tumpang tindihnya terjadi. Apa tidak bisa kemudian di-right sizing?" kata Agus.

Agus mencontohkan Amerika Serikat yang hanya memiliki 17 menteri. Sementara Indonesia memiliki 34 kementerian. Belum lagi jika ditambah dengan lembaga-lembaga non kementerian, maka Agus menyebut jumlahnya bisa mencapai 85 organisasi.

Kementerian dan lembaga itu mempunyai fungsi yang tumpang tindih. Misalnya Agus mencatat ada empat organisasi yang mengurusi pegawai negeri sipil.

Empat organisasi itu yakni Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), Lembaga Administrasi Negara (LAN), Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

"Apa tidak bisa sih itu misalkan satu kementerian ministry of personnel management, itu jadi deputi-deputinya. Jadi right sizing juga harus dilakukan," kata Agus.

Agus meyakini, dengan organisasi yang ramping, maka kerja pemerintah akan lebih efektif. Pencegahan terhadap korupsi juga bisa lebih dilakukan secara maksimal.

"Kalau kamu punya organisasi ramping, personelnya sedikit, performance lembaga maupun orang bisa diukur dengan baik, kan tujuannya perbaikan performance, perbaikan layanan, mudah-mudahan kan bisa memberikan remunerasi yang cukup," kata dia.

Baca juga: Presiden Jokowi: Rakyat Tak Sabar Menantikan Indonesia Bebas Korupsi

Adapun Presiden Jokowi baru-baru ini mengungkapkan keinginan untuk menambah dua kementerian baru di kabinetnya, yakni menteri investasi dan menteri ekspor. Keinginan itu muncul lantaran nilai investasi dan ekspor di Indonesia masih kalah dari negara tetangga.

"Dari sisi kelembagaan memang kita harus memiliki Menteri Investasi dan Menteri Ekspor. Dua menteri. Tapi nanti kalau sudah ada menteri juga enggak nendang yang salah kita semuanya," ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang Selatan, Selasa (12/3/2019).

Kompas TV Jelang penyelenggaraan debat ketiga, calon wakil presiden nomor urut 01, Ma&#39;ruf Amin mengaku siap menghadapi debat. Ma&#39;ruf mengatakan tengah menggandeng sejumlah ahli untuk memantapkan persiapannya menghadapi debat. Hal ini disampaikan Ma&rsquo;ruf usai berkunjung ke rumah duka salah satu kerabat di Pejompongan, Jakarta Pusat. Ma&#39;ruf menambahkan tidak ada persiapan khusus dalam menghadapi debat ketiga ini. Pendamping calon presiden Joko Widodo itu juga mengaku akan menyinggung soal program kerja yang diusungnya seperti program Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat. Tak hanya itu, Ma&#39;ruf juga akan mengikuti simulasi debat yang dibantu tim kampanye nasional. #MarufAmin #KampanyeMarufAmin #DebatKetigaCawapres<br />

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com