JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) Ferdinand Hutahaean mengatakan, pihaknya saat ini sulit untuk memercayai hasil survei dari lembaga tertentu.
Hal itu disampaikannya saat dimintai tanggapannya terkait hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih tinggi ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Bagi kami saat ini sangat sulit untuk memercayai hasil survei," ujar Ferdinand saat dihubungi, Senin (11/3/2019).
Pasalnya, menurut Ferdinand, hasil survei seringkali berbeda dengan kenyataan di lapangan.
Baca juga: TKN: Survei Internal BPN Semau Dia Sendiri, Mau Menang atau Kalah...
Ia mengatakan, kerap kali acara yang dihadiri Prabowo-Sandiaga ramai didatangi oleh masyarakat.
Hal ini berbeda jika dibandingkan acara yang dihadiri oleh Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Menurut kami, hasil yang dirilis sangat jauh berbeda dengan realita di lapangan. Kita melihat setiap hari bagaimana acara Prabowo-Sandi sangat ramai, penuh sesak. Berbeda dengan acara Jokowi-Ma’ruf yang hanya sepi-sepi saja. Dan ini agak aneh dna menjadi aneh jika surveinya lebih tinggi," kata dia.
Di sisi lain, lanjut Ferdinand, pihaknya sulit untuk memercayai hasil survei, apalagi jika lembaga survei tersebut tidak merilis pihak-pihak yang membiayainya.
"Jadi bagi kami, hasil-hasil lembaga survei sekarang hanya bunga-bunga demokrasi saja dan mereka kami anggap bagian dari sebuah opini semata," kata Ferdinand.
Baca juga: Survei Internal Nyatakan Prabowo-Sandi Unggul, TKN Sebut Kubu 02 Sedang Menghibur Diri
Sebelumnya, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan survei kepada 1.426 responden yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Peneliti menanyakan, seandainya pemilu dilakukan sekarang, siapa pasangan capres dan cawapres yang akan dipilih.
Hasilnya, 54,9 persen memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf. Sementara, pemilih pasangan Prabowo-Sandi sebesar 32,1 persen.
Kemudian, sebanyak 13,0 persen menyatakan tidak tahu atau merahasiakan pilihannya.
"Selisih keduanya sekitar 23 persen, bila pilpres dilakukan saat survei," kata Deni.
Baca juga: BPN Pertanyakan Sumber Dana Lembaga Survei yang Sebut Jokowi Unggul
Pengumpulan data dalam survei ini berlangsung pada 24-31 Januari 2019. Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.426 responden.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Adapun, margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,65 persen.
Sementara, mengenai pendanaan survei, peneliti SMRC menyebutkan, berasal dari pendanaan internal atau dibiayai oleh lembaga sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.