JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo berkeluh kesah soal kampanye hitam yang menyerangnya belakangan ini. Menurut capres petahana ini, banyak masyarakat di bawah yang percaya dengan kampanye hitam tersebut.
Dia menyampaikan itu di depan anggota Forum Betawi Rempug yang mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019.
"Dua minggu ini berkembang isu-isu. Nanti pemerintahan baru Jokowi-Ma'ruf akan melarang azan," ujar Jokowi.
Anggota FBR yang mendengar langsung menjawab bahwa itu adalah kabar bohong. Jokowi kemudian mengatakan, isu itu sudah beredar di masyarakat.
Baca juga: Beredar Produk Kondom Bergambar Jokowi-Maruf Amin, Relawan Sebut Kampanye Hitam
"Lho lho lho, ini sudah sampai di bawah," kata dia.
Selain itu, ada juga isu bahwa dia akan menghilangkan mata pelajaran agama di sekolah. Belum lagi isu soal dirinya yang akan mengizinkan pernikahan sejenis jika kembali terpilih dalam Pilpres 2019.
"Hati hati lho, ini sudah sampai ke bawah dan banyak yang kemakan. Penelitian survei kita mengatakan 9 juta orang lebih, percaya mengenai itu," ujar Jokowi.
Padahal, kata Jokowi, isu tersebut tidak masuk logika. Jokowi mengatakan Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar. Siapapun presidennya, kata dia, tidak mungkin melakukan itu semua.
Jokowi juga mengatakan bahwa dia sering dicitrakan sebagai presiden anti-ulama dan anti-Islam. Menurut dia ini juga tidak mungkin. Apalagi dia memilih Ma'ruf Amin yang merupakan ketua Majelis Ulama Indonesia sebagai cawapresnya.
Baca juga: TKN: Sudah Keterlaluan Kampanye Hitam yang Diskreditkan Jokowi-Maruf
Jokowi mengatakan dia juga sering keluar masuk pesantren dalam aktivitasnya sebagai presiden. Dia bahkan menetapkan hari santri sebagai Hari Libur Nasional setiap tahun.
"Saya tanya, siapa yang tanda tangan hari santri 22 Oktober? Masa saya anti-Islam, anti-ulama? Yang tanda tangan hari santri itu saya loh," kata dia.
Dia pun meminta FBR untuk ikut meluruskan kampanye hitam ini di kampung-kampung. Harapannya masyarakat tidak memercayai kabar bohong ini.
"Inilah tugas FBR yang selalu berada di kampung-kampung untuk berikan penjelasan ini," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.