KOMPAS.com - Berita apa saja yang menarik perhatian pembaca Kompas.com sepanjang Selasa (5/3/2019) kemarin?
Berikut ini rangkuman sejumlah berita terpopuler Kompas.com yang sayang untuk dilewatkan.
Setelah ditangkap karena mengonsumsi sabu-sabu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, meminta maaf dan mengajukan pengunduran diri kepada Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat.
Baca juga: Andi Arief Mengundurkan Diri sebagai Pengurus Partai Demokrat
Wasekjen Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengatakan, Demokrat menyayangkan Andi terlibat dalam dugaan penyalahgunaan narkoba. Sebab, Andi dikenal sebagai sosok yang telah berkontribusi dengan baik bagi partai.
Andi ditangkap pada Minggu (3/3/2019). Kemarin malam, polisi membebaskan Andi dan memintanya untuk menjalani rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional.
Begitu bebas, Andi mengunggah kicauan di Twitter dan menyampaikan permintaan maafnya.
Baca juga: Andi Arief: Mohon Maaf, Saya Telah Membuat Marah dan Kecewa
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyimpulkan, ada 3,5 persen pemilih Muslim yang menyatakan Indonesia harus seperti dunia Timur Tengah (Arab).
Data survei yang dilakukan pada 18 -25 Februari 2019 ini juga menyimpulkan, hanya ada 1,1 persen yang memilih Indonesia harus seperti dunia Barat. Sisanya sebanyak 87,8 persen memilih Indonesia menjadi negara yang khas dengan Pancasila.
"Yang ingin Indonesia khas Pancasila, lebih banyak pendukung Jokowi- Ma'ruf. Yang ingin Indonesia seperti Timur Tengah adalah pemilih Prabowo-Sandiaga," ujar peneliti LSI Ardian Sopa dalam jumpa pers di Kantor LSI Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Baca juga: Survei LSI: Pemilih Muslim yang Ingin Indonesia Seperti Timur Tengah, Mayoritas Pilih Prabowo
Seorang juragan durian di Thailand, Anont Rotthong, sedang mencarikan jodoh untuk putrinya. Ia bahkan memberikan iming-iming 10 juta baht atau Rp 4,4 miliar kepada pria yang berhasil menjadi menantunya.
"Dia tidak harus berdagang durian seperti yang diinginkan ayah, tapi dia harus pria yang baik," kata Anont.
Anont memberi sejumlah kriteria untuk calon pasangan putrinya. Pria itu haruslah pekerja keras, cermat, tidak merokok, tidak berjudi, berusia 26-40 tahun, dan mau belajar tentang dagang durian.
Berbeda dengan kriteria sang ayah, Kansita justru menilai pria yang kelak menjadi suaminya tidak harus berbisnis durian.
Baca juga: Cari Jodoh untuk Putrinya, Pengusaha Durian Bersedia Beri Rp 4 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.