JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten bidang operasi (Apsos) Polri Irjen Rudy Sufahriadi mengungkapkan, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir Poso, Sulawesi Tengah, lebih takut dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) daripada memberikan informasi ke Satgas Tinombala.
"Masyarakat di sana itu mungkin lebih takut sama mereka (MIT) daripada memberikan informasi kepada kita. Jadi ini yang sedang kita himbau kepada masyarakat untuk percaya kepada polisi yang bertugas melindungi mereka," kata Rudy di gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019).
Baca juga: Satu Anggota MIT Tertangkap dalam Keadaan Hidup oleh Satgas Tinombala
Dia menceritakan, masyarakat kerap diancam oleh kelompok MIT untuk tidak memberi informasi apapun kepada satgas.
"Pada tahun 2016, aparat sempat mendatangi masyarakat di wilayah pegunungan. Masyarakat kemudian diancam oleh MIT, padahal tidak memberikan informasi apa-apa. Tidak memberikan informasi saja diancam, apalagi memberikan informasi," ungkapnya kemudian.
Alhasil, seperti diungkapkan Rudy, Satgas Tinombola menggunakan teknologi dengan menyusuri rekam jejak kelompok MIT.
Baca juga: 10 Anggota MIT Ali Kalora yang Diburu Polisi
Kendati demikian, ia terus meminta kepada masyarakat untuk tetap berpihak kepada kepolisian, bukan ke kelompok MIT.
"Kami minta masyarakat agar tetap berpihak kepada kepolisian, berpihak kepada yang benar," papar Rudy.
Sebelumnya, Satgas Tinombola menembak mati seorang terduga teroris bernama Ba'asyir alias Romzi dalam kontak tembak di Desa Padopi, Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (3/3/2019).
Baca juga: Polisi Lakukan “Pendekatan Lunak” Kepada Anggota Keluarga MIT
Nama tersebut diketahui merupakan anggota kelompok MIT pimpinan Ali Kalora di Poso.
Selain Ba'asyir, satgas juga menangkap anggota kelompok MIT lainnya, yaitu Aditya.
Aditya kini sedang diperiksa di Mapolda Sulteng oleh satgas. Adapun Ali Kalora saat ini masih belum tertangkap dan tetap berada dalam kelompok MIT.