Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi dan Pesannya untuk Belajar dari Afghanistan...

Kompas.com - 28/02/2019, 09:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo terus mengulang cerita pertemuannya dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani beserta ibu negara Rula Ghani dalam beberapa kesempatan.

Terakhir, Jokowi mengisahkannya di depan 8.000-an peserta Musyawarah Nasional Alim Ulama serta Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Kota Banjar, Rabu (27/2/2019).

Pertemuan Jokowi dengan dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani beserta ibu negara Rula Ghani berlangsung pada akhir 2018.

"Apa yang Beliau ceritakan? 'Presiden Jokowi, 40 tahun lalu negara kami tenteram'" ujar Jokowi menceritakan kembali percakapannya dengan Rula Ghani.

Dengan kekayaan sumber daya alam emas serta minyak dan gas yang melimpah, masyarakat Afghanistan kala itu hidup sejahtera.

Baca juga: Jokowi: NU Terdepan Mencegah Siapapun yang Ingin Mengganti Dasar Negara...

 

Para wanita dapat menyetir dari satu kota ke kota lain di Afghanistan tanpa gangguan. Anak- anak juga dapat menikmati pendidikan dengan baik.

"Problem dimulai ketika dua suku bertikai. Di sana ada 7 suku. Suku yang satu bawa teman dari luar. Suku yang satu juga bawa kawan dari luar. Akhirnya konflik sampai sekarang tidak selesai-selesai," ujar Jokowi.

Pertikaian antarsuku itu, kata Jokowi, menuai cerita pedih. Khususnya, bagi perempuan dan anak- anak yang ruang geraknya menjadi terbatas dan dihantui konflik.

Jokowi mengatakan, Indonesia terlibat dalam rekonsiliasi kelompok-kelompok yang bertikai di Afghanistan.

"Tapi sudah ada lebih dari 9 kali pertemuan, tetap sangat sulit. Yang satu mau ini, yang satunya enggak mau. Muter-muter di situ terus," ujar Jokowi.

 

Presiden Jokowi ingin Indonesia belajar dari pengalaman kelam Afghanistan tersebut.

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Terminal Bandara Wiriadinata Tasikmalaya

 

Penduduk Indonesia kini berjumlah sekitar 260 juta. Ratusan juta ini terdiri dari 714 suku yang tersebar di 34 provinsi yang di dalamnya terdapat 514 kota/ kabupaten.

Bahasa lokal di Indonesia ada lebih dari 1.100. Belum lagi perbedaan agama, tradisi dan adat istiadat.

"Oleh sebab itu, hati-hati. Jangan sampai ada konflik sekecil apa pun. Itu juga pesan dari Ibu Rula Ghani. Kata Beliau, cepat selesaikan kembali kalau ada konflik sekecil apa pun, rukunkan kembali. Beliau sampaikan itu sambil menitikkan air mata," kenang Jokowi.

Melihat kondisi di tahun politik ini, Jokowi mengaku cukup was-was. Ia prihatin karena ada yang hanya gara-gara berbeda pilihan politik, bertengkar, tidak saling sapa, saling mencaci dan lain sebagainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelas Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelas Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com