Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Relawan Jokowi Tangkal Hoaks di Media Sosial

Kompas.com - 23/02/2019, 17:14 WIB
Kristian Erdianto,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Hoaks atau berita bohong yang marak jelang Pilpres 2019 membuat kelompok relawan pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin berupaya menangkalnya.

Berbagai macam mereka lakukan, salah satunya dengan pendeteksian melalui media sosial analitis (social media analytics) yang dilakukan The Jokowi Center. Ahli teknologi informasi The Jokowi Center, Akhmadi mengemukakan, pihaknya memiliki tim untuk mendeteksi hoaks di media sosial yang menyerang pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Baca juga: VIDEO: Hoaks atau Fakta Sepekan 18-23 Februari 2019

Pendeteksian tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi khusus untuk menelusuri berbagai postingan di media sosial.

"Kami melakukan pendeteksiannya dengan menggunakan media sosial analisis. Kami analisis dulu semuanya dengan tim, baru kemudian ketahuan ini hoaks atau bukan," kata Akhmadi dalam sebuah diskusi di Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (23/2/2019).

Ia menjelaskan, awalnya pendeteksian hoaks dilakukan dengan menelusuri data atau postingan yang cenderung negatif di media sosial atau dikenal dengan istilah data crawling.

Tim pendeteksi menelesuri ribuan bahkan jutaan postingan bernada negatif di Facebook, Twitter, Instagram, blog, hingga portal berita online.

Menurut Akhmadi, umumnya hoaks bermula dari postingan atau narasi negatif.

"Hoaks biasanya dibangun dari narasi yang negatif. Maka, kami bisa lihat yang negatif," katanya.

Baca juga: Hoaks Sepekan, Jokowi Pakai Alat Saat Debat hingga Tilang Libatkan FBI-CIA
Setelah data dikumpulkan, tim kemudian melakukan analisis untuk melihat apakah materi atau isi dari yang disebarkan itu merupakan berita bohong.

Analisis dilakukan dengan melakukam verifikasi dengan data dan fakta yang ada. Setelah itu hasil analisis akan dipublikasikan melalui situs The Jokowi Center.

"Kemudian data itu kami analisis. Dari postingan yang negatif ini ada berapa yang hoaks," ujar Akhmadi.

Tidak hanya menganalisis, aplikasi yang digunakan The Jokowi Center juga bisa mendeteksi pihak-pihak yang pertama kali membuat hoaks. Namun, Akhmadi mengakui hal itu tidak mudah untuk dilakukan sebab pengguna internet saat ini bisa memalsukan Internet Protocol Address atau alamat IP. Dengan demikian, komputer yang digunakan dalam jaringan internet sulit diidentifikasi.

"Kita bisa juga melihat siapa influencer-nya, siapa yang pertama kali membuat postingan. Itu bisa diketahui," ucap Akhmadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com