JAKARTA, KOMPAS.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengejar tiga orang yang diduga terkait dengan kelompok teroris. Ketiganya merupakan rekan dari terduga teroris anggota Jamaah Anshor Daulah (JAD) berinisial TWA alias A alias AH, masih berstatus buron.
Sebelumnya, TWA ditangkap saat razia lalu lintas di daerah Kertosari, Temanggung, pada 14 Februari 2019.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa TWA dan rekannya berencana menjalankan teror di Yogyakarta.
"Dari pengakuan dia, ada tiga orang yang membantu untuk melakukan penyerangan atau amaliyah kepada anggota Polri, mengambil senjatanya," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (22/2/2019).
Baca juga: Ini Kronologi Penangkapan Terduga Teroris Kelompok JAD saat Razia Lalu Lintas
"Tiga orang ini masih dalam pengejaran Densus 88, yang jelas sel tidur sudah dimonitor dan diprofil," lanjut dia.
Dedi menuturkan aparat juga sudah melakukan penggeledahan di rumah indekos TWA, tak lama setelah ditangkap.
Kendati demikian, ia belum dapat mengungkapkan hasil penggeledahan lantaran masih terkait dengan proses pengembangan untuk tersangka lainnya.
"Belum, hasilnya nanti akan disampaikan karena masih terkait dengan beberapa tersangka lainnya yang masih dikembangkan," ungkapnya.
Sebelumnya, Polri menangkap TWA alias A alias AH di daerah Kertosari, Temanggung, pada 14 Februari 2019.
TWA sebelumnya telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). TWA ditangkap saat kepolisian sedang melakukan razia lalu lintas di daerah tersebut.
Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap Saat Razia Lalu Lintas Rencanakan Teror di Yogyakarta
Menurut keterangan polisi, TWA pernah dideportasi dari Filipina saat akan mengikuti latihan militer bersama Adi Jihadi dan kawan-kawan.
Menurut polisi, Adi Jihadi berperan menyalurkan dana untuk peledakan bom Thamrin.
Kemudian, pada Oktober 2016 TWA mengikuti pelatihan paramiliter di daerah Anyer dengan Adi Jihadi cs. Mereka dilatih oleh Nanang Kosim, terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 Antiteror di Cilegon pada 2017.
Polisi mencatat TWA bersama beberapa rekan pernah merencanakan aksi teror dengan modus operandi melakukan penembakan terhadap anggota Polri.