Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut 4 Unicorn Belum Cukup, Perlu Siapkan 1.000 Startup Baru

Kompas.com - 17/02/2019, 22:33 WIB
Abba Gabrillin,
Kristian Erdianto,
Dylan Aprialdo Rachman,
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengungkapkan, empat dari tujuh unicorn di ASEAN berasal dari Indonesia.

Jumlah itu, kata capres petahana ini, masih kurang. Jokowi ingin Indonesia memiliki lebih banyak lagi unicorn. Unicorn adalah sebutan untuk perusahaan rintisan (startup) swasta yang nilai kapitalisasinya lebih dari 1 miliar dollar AS.

Untuk mendukung itu, Jokowi menuturkan, pemerintahannya saat ini sedang menyiapkan 1.000 Startup baru.

"Startup (perusahaan rintisan) baru ini akan kita link-kan dengan inkubator-inkubator global agar memiliki akses supaya inovasi mereka bisa dikembangkan di negara-negara lain," ujar Jokowi dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).

Baca juga: Jokowi Dorong Startup Lain Susul Empat Unicorn di Indonesia

Jokowi juga mengatakan, pemerintahannya bakal memudahkan regulasi untuk mendorong lahirnya startup.

"Kita dorong tanpa regulasi yang sangat ketat. Mereka mendaftarkan lewat online juga bisa," ujar Jokowi.

Untuk itu, Indonesia diharapkan bisa menyongsong Revolusi Industri 4.0 dengan sumber daya manusia yang berkualitas.

Selain itu, menurut Jokowi, pemerintahannya juga sedang membangun infrastruktur teknologi informasi. Salah satunya adalah pembangunan Palapa Ring.

Baca juga: Kenapa Unicorn Muncul di Indonesia?

Proyek pembangunan serat optik nasional ini, kata Jokowi, sudah hampir tuntas.

"Di Indonesia bagian barat sudah 100 persen selesai, Indonesia tengah 100 persen selesai, dan timur 90 persen. Insya Allah Juni 100 persen selesai," ujar Jokowi.

Selain itu, Jokowi menuturkan, Indonesia terus mengembangkan sistem 4G yang saat ini baru 74 persen menjangkau wilayah Indonesia. Jokowi menyebut akhir tahun ini seluruh wilayah Indonesia bisa mengakses sistem 4G.

Kompas TVCalon Presiden No Urut 02, Prabowo Subianto:Saya bukannya pesimis, saya optimis kita mampu untuk swasembada bidang energi. Prabowo menjelaskan bahwa kelapa sawit bisa menjanjikan , bisa dimanfaatkan produk kelapa sawit untuk Biofuel dan Biodiesel dan ini bisa meningkatkan pendapatkan petani kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com