JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Filipina masih belum memastikan identitas pelaku teror bom di Gereja Katolik Pulau Jolo, Filipina Selatan. Otoritas setempat masih berupaya mengidentifikasi pelaku.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano menyebut bahwa suami istri asal Indonesia sebagai pelaku teror.
"Kami sudah confirm tadi, jadi masih tetap yang pertama proses riksa laboratorium forensik di Filipina untuk tes DNA," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Syahar Diantono di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/2/2019).
Baca juga: Kata Polri, Hingga Hari Ini Belum Ada Bukti Keterlibatan WNI Terkait Bom Filipina
Syahar mengungkapkan, proses identifikasi membutuhkan waktu lama mengingat tubuh pelaku yang sudah tidak utuh.
Oleh karena itu, Polri dan pihak terkait juga masih terus berkoordinasi dengan otoritas Filipina.
Syahar mengungkapkan tim yang berada di negara tersebut bekerja sama dengan penyidik setempat untuk mendalami kasus, termasuk keterangan para saksi.
"Tim Indonesia yang di sana terus mendalami, bekerja sama, berkoordinasi dengan penyidik yang di sana, untuk mendalami semua informasi dari pemeriksaan saksi," terang dia.
Perwakilan Indonesia di Filipina, kata Syahar, juga siap membantu jika membutuhkan bukti, seperti sampel DNA nantinya.
Sebelumnya, Mendagri Filipina Eduardo Ano mengatakan, dua pelaku serangan bom bunuh diri di gereja Katolik di Pulau Jolo, Filipina, berasal dari Indonesia.
Baca juga: Otoritas Filipina Belum Bisa Pastikan 2 WNI Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri
Pada Jumat (1/2/2019), Ano mengatakan, pihak militer telah memastikan bahwa insiden ledakan dua bom di Gereja Jolo di Provinsi Sulu pada Minggu (27/1/2019), merupakan bom bunuh diri yang dilakukan dua orang.
Insiden bom ganda tersebut telah menewaskan 22 orang dan melukai 100 orang lainnya.
"Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri asal Indonesia," kata Ano, seperti dilansir BBC News Indonesia.
"Tujuan dari pasangan Indonesia ini adalah untuk memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan pemboman bunuh diri," tambah dia.