Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Buat SOP Baru Terkait Peringatan Mitigasi Tsunami di Selat Sunda

Kompas.com - 08/02/2019, 15:59 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menyatakan, BMKG sudah menyusun standard operasional (SOP) baru terkait sensor monitoring deteksi tsunami di Selat Sunda.

"Setelah belajar dari tsunami yang terjadi di Selat Sunda, kami membuat SOP baru karena tsunami yang terjadi waktu itu ternyata bukan hanya disebabkan gempa tektonik, melainkan juga longsor di lereng gunung Anak Krakatau," kata Rahmat saat ditemui di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat (8/2/2019).

Dia menjelaskan, SOP tersebut mencakupi acuan titik sumber getar di Gunung Anak Krakatau. Sebab, pada dasarnya, SOP tsunami yang berlaku saat ini masih mengacu pada getaran gempa tektonik, bukan vulkanik.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Beri Santunan Rp 9,65 Miliar ke Pekerja Korban Tsunami Selat Sunda

"Sistem peringatan tsunami yang dibangun di Indonesia saat ini dasarnya masih pada getaran yang ditimbulkan gempa tektonik, bukan karena gempa vulkanik atau longsor di lereng gunung," ujar Rahmat.

SOP tersebut, lanjutnya, juga mencakupi sistem monitoring INASEIS, atau aplikasi berbasis GIS (Geographic Information System) yang mengubah sinyal seismik, mendeteksi, dan menganalisa gempa bumi baik secara otomatis maupun interaktif serta mendiseminasikanya.

"INASEIS akan memberikan peringatan ketika salah satu sensor mendeteksi aktivitas vulkanik di lokasi gunung Anak Krakatau," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Pramuka hingga Emak-emak Kumpulkan Rp 174,7 Juta untuk Korban Tsunami Selat Sunda

Lebih jauh, selain gunung Anak Krakatau, tutur Rahmat, terdapat tujuh gunung di Indonesia yang juga bisa menimbulkan tsunami seperti di Selat Sunda.

Tujuh gunung tersebut adalah Gamalama, Batutara, Teon, Tambora, Awu, Werung, dan Paluweh.

"Gunung yang ada di laut itu mau tidak mau harus terus dimonitor. Namun, kita tidak menggunakan SOP khusus gunung Anak Krakatau terhadap tujuh gunung tersebut karena karakteristiknya berbeda," pungkasnya.

Kompas TV Dua pekan pasca-tsunami yang menerjang Pandeglang, Banten sejumlah warga yang berprofesi sebagai nelayan menarik badan kapal yang terseret arus tsunami dari permukiman. Alat berat dikerahkan untuk mempermudah evakuasi. Ada pemandangan tidak biasa di Muara Sungai Cipunten Agung, Labuan. Sejumlah nelayan mengevakuasi kapal mereka yang rusak diterjang gelombang tsunami akhir Desember lalu. Sebagian hancur sebagian lainnya rusak dan masih bisa diperbaiki. Nelayan yang kapalnya hancur coba mengevakuasi mesin dan sejumlah peralatan melaut yang masih bisa dimanfaatkan sementara lainnya berusaha mengevakuasi kapal untuk kemudian diperbaiki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com