KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) menginformasikan bahwa biaya haji Indonesia termasuk paling murah di wilayah ASEAN pada 2018.
Biaya haji di Indonesia yakni 2.232 dollar AS atau sekitar Rp 31,47 juta.
Adapun perbandingan biaya haji ini ditampilkan di akun resmi Instagram milik Kemenang, @kemenag_ri.
Dalam post itu, Indonesia disandingkan dengan negara tetangga, seperti Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia.
Dalam unggahan tersebut juga tertera biaya haji keempat negara ini dari mulai 2015 hingga 2018.
Terlihat dalam unggahan, sejak 2015-2018, Indonesia tetap berada di rentang angka 2.185 dollar hingga 2.312 dollar AS atau sekitar Rp 30,4 juta - Rp 32,2 juta. Sementara, untuk Malaysia biaya haji dari tahun 2015-2018 berada di rentang 2.254 dollar AS hingga 2.750 dollar AS atau sekitar Rp 31,4 juta - Rp 38,3 juta.
Kemudian, untuk biaya haji di Singapura dari tahun 2015-2018 berada di rentang 4.436 dollar AS - 5.354 dollar AS atau sekitar Rp 61,7 juta - Rp 74,5 juta.
Selanjutnya, untuk biaya haji Brunei Darusalam dari tahun 2015-2018 berkisar 8.422 dollar AS hingga 8.980 dollar AS atau sekitar Rp 117,2 juta - Rp 125 juta.
Baca juga: Biaya Haji Tahun 2019 Tidak Naik
Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu Kemenag, Maman Saepulloh menjelaskan mengenai bagaimana angka itu didapat.
"Kemenag mendapatkan angka-angka tersebut dari Konsulat Jenderal (Konjen) Luar Negeri. Kebetulan Konjen memperoleh hubungan baik dengan pihak-pihak penyelenggara haji di negara-negara di ASEAN," ujar Maman, saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (6/2/2019).
Maman mengungkapkan bahwa Kemenag memilih empat negara ini berdasarkan banyaknya jemaah yang diberangkatkan haji.
"Kalau di Filipina sedikit, yang lain-lain sedikit, lah. Waktu itu sempat ramai bahwa jemaah Filipina ada yang tertahan karena jumlahnya yang sedikit," ujar Maman.
Kemudian, adanya peningkatan biaya haji juga diselaraskan dengan peningkatan fasilitas haji.
Maman mengatakan, untuk jemaah haji Indonesia bisa menikmati peningkatan fasilitas, seperti tersedianya transportasi shalawat untuk jarak 1 km atau lebih dari Masjidil Haram.
Kemudian tersedianya tenda Arafah yang menggunakan air conditioner (AC), penempatan akomodasi Mekkah dengan sistem zonasi, menu katering cita rasa Nusantara sesuai zonasi penempatan jemaah, dan penyediaan urinoir Mina sebanyak delapan unit per maktab (kantor haji).