Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Aneh Jokowi Disebut Panik...

Kompas.com - 06/02/2019, 10:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden petahana Joko Widodo mulai memainkan gaya menyerang dalam sisa masa kampanye Pemilihan Presiden, April 2019 2019.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, menyoroti pernyataan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bahwa gaya menyerang Jokowi karena kepanikan atas elektabilitas yang kian tergerus.

Erick meminta seluruh pihak selalu bersumber dari fakta dan data. Berdasarkan hasil riset lembaga survei resmi yang diakui KPU, selisih suara kedua pasangan calon minimal sebesar 20 persen.

"Hanya ada dua lembaga yang menyatakan selisihnya sudah berkurang, yakni lembaga Media Survei Nasional (Median) serta Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)," ujar Erick melalui keterangan pers, Rabu (6/2/2019).

Baca juga: Jokowi yang Mulai Agresif Menyerang...

Kalaupun survei Median dan Puskaptis itu mau diakui, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga masih mencapai 15-18 persen.

"Semuanya menunjukkan kemenangan Jokowi-Ma'ruf sehingga aneh apabila disebut Jokowi dan Ma'ruf panik. Yang terjadi seharusnya adalah sebaliknya," ujar Erick.

"Intinya, kalau dikatakan Jokowi panik karena survei, jawabannya tidak," lanjut pengusaha muda pendiri Grup Mahaka tersebut.

Baca juga: Fadli Zon Anggap Jokowi Putus Asa Hadapi Prabowo

Lagipula, Erick mengingatkan, pada tahun 2014 lalu lembaga survei Puskaptis dikeluarkan dari keanggotaan Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).

Selain Puskaptis, Persepi juga mengeluarkan sebuah lembaga survei lain bernama Jaringan Suara Indonesia (JSI).

Sebab, Puskaptis dan JSI dinilai tidak dapat mempertanggungjawabkan publikasi hitung cepat di Pilpres 2014 bahwa pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul dengan selisih 1 hingga 2 persen suara dibandingkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Baca juga: Kubu Prabowo-Sandiaga: Ini Tanda-tanda Kekalahan Jokowi dan Maruf

"Kita harus berkaca pada lembaga survei yang asosiasinya masuk ke KPU. Jadi, lembaga survei ini yang diakui KPU itu memberikan data kedua paslon itu bedanya masih 20 persen," lanjut dia.

Kubu Prabowo-Sandiaga sebelumnya menilai, langkah Jokowi yang mulai memainkan gaya menyerang sebagai bentuk kepanikan.

Sebab menurut survei internal mereka, selisih elektabilitas kedua pasangan calon mulai menipis.

"Pak Jokowi panik dan stres. Kami merasa prihatin dengan kondisi beliau yang seperti dalam keadaan tertekan," ujar juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ade Rosiade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com