Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Saya Tak Punya Uang, Pilpres Itu Sangat Mahal Banget

Kompas.com - 03/02/2019, 15:45 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi mengaku tak mempunyai uang cukup jika harus membiayai sendiri kampanyenya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Jokowi mengemukakan hal itu saat menghadiri deklarasi dukungan dari Sedulur Kayu dan Mebel di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019).

"Kalau untuk keluar uang, darimana uangnya. Saya enggak punya. Pilpres tuh sangat mahal banget," kata Jokowi kepada para pengusaha dan tukang kayu yang hadir.

Baca juga: Hadiri Deklarasi Para Pengusaha Mebel, Jokowi Teringat Profesinya di Masa Lalu

Jokowi bersyukur para pendukungnya rela mengorbankan uang, barang, dan tenaga untuk membantu kampanyenya. Dalam deklarasi dukungan dari para tukang kayu itu misalnya, Jokowi sama sekali tak mengeluarkan uang untuk menyiapkan acara. Semuanya sudah disiapkan para pengusaha kayu dan mebel pendukungnya.

"Saya datang, hanya datang saja. Ini kalau pakai biaya, jangan dikira puluhan juta. Bisa ratusan juta," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, kerelawanan seperti inilah yang dulu membawanya memenangi Pilkada DKI Jakarta 2012 hingga pilpres 2014. Ia berharap para pengusaha dan tukang kayu bisa terus militan mendukungnya sampai hari pemungutan suara pada 17 April mendatang.

"Saya ingin sampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas silaturahmi. Saya menghargai sekali. Dan ini mengingatkan kembali pada saya, pekerjaan yang saya geluti hampir 18 tahun menjadi eksportir mebel dan kayu bersama Bapak Ibu saudara sekalian," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com