Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fuad Bawazier: Utang Pemerintah Saat Ini Bebankan Pemerintah Selanjutnya

Kompas.com - 30/01/2019, 19:00 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim ahli ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fuad Bawazier, berpendapat, saldo utang pemerintah saat ini terus meningkat. Jika tidak dilunasi, maka yang akan kesulitan adalah pemerintahan berikutnya.

"Utang kita ini berasal dari pinjaman dan penerbitan surat berharga. Ini tidak bisa dikendalikan pemerintah saat ini, yang repot ya pemerintahan selanjutnya," ujar Fuad dalam sebuah diskusi di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (30/1/2019).

Baca juga: Sri Mulyani Sebut di Tahun Politik Banyak Orang Terobsesi dengan Utang dan Pajak

Pernyataan Fuad tersebut didasarkan pada data Kementerian Keuangan yang mencatat utang pemerintah sepanjang 2018 sebesar Rp 4.418,3 triliun.

Angka ini naik jika dibandingkan dengan posisi utang pada 2017 sebesar Rp 3.995,25 triliun.

Untuk itu, tutur Fuad, jika Prabowo-Sandiaga terpilih di Pilpres 2019, maka ada tiga cara yang akan diupayakan untuk melunasi utang tersebut.

"Pertama kemampuan bayar pemerintah. Kita akan mengupayakan pendapatan yang lebih besar ketimbang pengeluaran. Kemudian, pendapatan tersebut akan dialokasikan dengan baik ke beberapa sektor perekonomian yang berkaitan langsung dengan utang," paparnya.

Baca juga: Timses Jokowi Minta Kubu Prabowo Berhenti Mainkan Isu Utang

Kedua, lanjut Fuad, pemerintahan Prabowo-Sandiaga akan menertibkan pembukuan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Reformasi APBN, hapus pengeluaran yang tidak perlu dan enggak penting. Sekarang ini banyak utang yang tidak perlu," ujar Fuad.

"Ketiga adalah tidak menggeser utang ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang susah mendapatkan kredit guna membayar utang," sambungnya.

Baca juga: Ekonom: Masyarakat Kerap Keliru Pahami Utang Negara

Dia juga mengkritik pemerintah saat ini yang seolah-olah ingin mendapatkan pujian dari masyarakat dengan pembangunan infrastruktur.

Baginya, utang pemerintah disebabkan juga karena pembangunan infrastruktur yang tidak efektif sehingga yang diuntungkan bukan rakyat, melainkan yang memimpin proyek tersebut.

"Sudah membangun infrastruktur, misalnya jalan tol, tapi ternyata enggak laku karena banyak masyarakat kita yang tidak punya mobil, apalagi harga tol-nya mahal," jelas Fuad.

Kompas TV Pernyataan calon Presiden Prabowo Subianto yang menyebut Menteri Keuangan lebih pantas disebut sebagai Menteri pencetak utang terus mendapat sorotan warganet. Ulasan selengkapnya akan disampaikan Frisca Clarissa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com