Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden PKS Minta Kadernya Kerja Ekstra untuk Pileg dan Pilpres

Kompas.com - 30/01/2019, 18:16 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman memberi pesan kepada kadernya untuk bekerja ekstra dalam memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) sekaligus Pemilihan Presiden (Pilpres).

Hal itu disampaikan Sohibul di hadapan para calon anggota legislatif partainya, saat acara Konsolidasi Nasional Anggota DPR-DPRD PKS bertajuk "Menangkan PKS, Menangkan Indonesia", di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2019).

Baca juga: PKS Minta Kadernya Semangat Menangkan Pileg dan Prabowo-Sandiaga

Dia menjelaskan, kerja ekstra tersebut harus dilakukan karena partainya tidak mendapatkan efek ekor jas (coattail effect) seperti partai lain yang mengusung paslon.

"Bagi partai seperti PKS, kita harus bekerja 2 kali. Kita harus memasarkan calon presiden dan cawapres, kita juga harus memenangkan partai kita," ujar Sohibul.

Lain halnya dengan partai yang memiliki capres dan cawapres. Sohibul mencontohkan bahwa Partai Gerindra sekaligus dipromosikan saat paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, berkampanye.

Baca juga: Sakit, Prabowo Batal Beri Orasi Politik di Acara Konsolidasi Caleg PKS

Menurutnya, hal yang sama juga terjadi di kubu parpol pengusung paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Ia mengambil contoh bahwa mengkampanyekan Jokowi, sama saja dengan mempromosikan PDI Perjuangan. Kemudian, mengkampanyekan Ma'ruf sama dengan mempromosikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sohibul berpandangan, kondisi yang sama juga dialami oleh partai lainnya, yang tidak memiliki capres-cawapres.

Baca juga: Pengalaman Dipanggil Bawaslu, Anies Enggan Tunjukkan Simbol Angka di Acara PKS

Ia mengumpamakan koalisi pengusung paslon 02 seperti sebuah bola, di mana parpol yang tidak memiliki capres-cawapres tidak terlihat karena berada di dalam bola itu.

Namun, Sohibul mengungkapkan, kondisi itu yang ingin mereka ubah. Ia pun menegaskan bahwa pileg dan pilpres harus sejalan untuk dimenangkan bersama.

"Kita tentu harus memikirkan, bagaimana kita bisa keluar dari dalam bola itu. Kita bisa nampak seperti nampaknya tulisan Prabowo-Sandi. Di bawah tulisan Prabowo-Sandi harus nampak ada nama Partai Keadilan Sejahtera," katanya.

Baca juga: Hadiri Acara PKS, Anies Sudah Izin Mendagri

Untuk itu, ia pun meminta seluruh mesin partai bekerja keras dan mengeluarkan sumber daya yang dimiliki untuk memenangkan PKS di pemilu mendatang.

Kompas TV Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman mengkritik pidato kebangsaan Prabowo Subianto Senin Malam kemarin, Sohibul menilai durasi pidato Prabowo terlalu lama. Dalam pidato kebangsaannya Prabowo Subianto memaparkan visi misi Pilpres 2019 dan permasalahan bangsa saat ini dengan durasi kurang lebih satu setengah jam. Durasi ini dinilai presiden PKS terlalu lama sehingga penyampaian isi pidato dianggap tidak fokus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com