JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Asril Tanjung mendukung upaya tim gabungan TNI dan Kepolisian RI penangkapan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Langkah itu ditempuh tim gabungan setelah kelompok yang terdeteksi di wilayah Gunung Biru sepanjang Poso dan Parigi Moutong tersebut tak kunjung menyerahkan diri hingga batas waktu yang ditentukan, yaitu pada hari ini, Selasa (29/1/2019).
"Kita dukung upaya pemerintah kita untuk mengejar (kelompok) itu, itu kan kelompoknya Santoso (pimpinan terdahulunya), kelompoknya pemberontak," kata Asril di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/1/2019).
Asril menegaskan bahwa kelompok yang mengganggu keamanan negara harus ditindak.
Baca juga: Ali Kalora Cs Lewati Batas Waktu, Ini Langkah Satgas TNI-Polri
"Yang penting yang mengganggu keamanan negara kita tangkap atau ditangkap dihabisi gitu kan," tuturnya.
Sebelumnya, tim gabungan TNI-Polri memberi batas waktu hingga 29 Januari 2019 bagi kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora Cs untuk menyerahkan diri.
Batas waktu telah terlewati dan kelompok tersebut tidak juga menyerahkan diri. Oleh karena itu, tim gabungan TNI dan polisi siap melakukan penangkapan terhadap kelompok Ali Kalora dan kawan-kawan.
Di samping itu, saat ini, satgas preventif Operasi Tinombala masih melakukan sosialisasi dan edukasi secara masif kepada masyarakat sekitar.
Baca juga: Polisi Akan Serbu Ali Kalora Cs jika Tak Serahkan Diri hingga 29 Januari 2019
Sementara untuk satgas penegakan hukum Operasi Tinombala, kata Dedi, akan melakukan penangkapan terhadap kelompok Ali Kalora setelah ada komando dari pimpinan.
Diketahui, Satgas Tinombala Polda Sulawesi Tengah mengejar 10 anggota MIT di pegunungan Poso. Jumlah ini bertambah 3 orang dari yang sebelumnya hanya 7 orang.
Tujuh orang di antaranya bernama Ali Kalora alias Ali Ahmad, Qatar alias Farel, Abu Ali, Kholid, M. Faisal alias Namnung, Nae alias Galug dan Basir alias Romzi. Adapun, identitas tiga orang lainnya belum diungkap kepolisian.
Baca juga: Cegah Dukungan Kelompok Lain, Satgas Tinombala Diminta Segera Tangkap Ali Kalora Cs
Pengejaran ini terkait dengan kelompok yang diduga dipimpin Ali Kalora menembaki aparat yang sedang membawa jenazah RB, warga sipil korban mutilasi. Dua aparat kepolisian terluka akibat peristiwa tersebut, yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, perburuan Ali Kalora cs diperluas tidak hanya dilakukan di pegunungan Poso, melainkan juga sampai ke wilayah Parigi Moutong.
"Satgas Tinombala sudah memiliki pola pengejaran. Selain fokus di Poso, juga tentunya pelarian mereka di Parigi Moutong menjadi titik pengejaran Satgas," ujar Dedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.