JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah politisi muda, generasi milenial, masuk dalam deretan calon anggota legislatif yang bertarung dalam Pemilihan Umum 2019.
Dari sisi pengalaman, mereka kalah jauh dari para politisi senior yang telah bertarung berulang kali dalam pemilu.
Meski belum dikenal, beberapa caleg muda yang diwawancara Kompas.com, mengaku tak patah semangat. Mengapa mereka mau bersusah payah maju ke parlemen dan menghadapi berbagai tantangan?
Dua caleg muda, Rian Ernest dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Faldo Maldini dan Partai Amanat Nasional (PAN) berbagi pandangan mereka.
Baca juga: Cerita Caleg Milenial Bersaing Suara dengan Para Senior di Dapil...
Menurut dia, caleg milenial punya kelebihan, yaitu membandingkan dua era itu dengan cara pandang yang lebih ideal.
Rian menilai, caleg-caleg milenial cenderung lebih idealis dalam menghadapi sebuah persoalan.
Harapannya, mereka bisa menawarkan solusi paling baik jika duduk di kursi parlemen nanti.
Baca juga: Cerita Caleg: Terjun ke Wilayah Pelosok hingga Sempat Salah Kaprah
Pendapat Faldo Maldini berbeda lagi, tetapi melengkapi jawaban Rian.
Caleg dari daerah pemilihan Jawa Barat V ini berpendapat, ada isu-isu pada zaman sekarang yang hanya bisa dipahami generasi milenial.
"Bisa tentang komunitas, start up, UMKM anak muda, anak muda yang mulai hijrah ke agama, bisa tentang anak muda yang kepusingan cari kerja. Siapa lagi yang perjuangkan aspirasi mereka kalau bukan sahabat muda?" kata dia.
Faldo menilai, keberadaan anak muda penting di parlemen sebagai representasi generasi milenial di Indonesia.
Mereka tidak bisa diwakili oleh politisi yang mengaku berjiwa muda, padahal tidak tahu cara berpikir anak muda.
Baca juga: Cerita Caleg: Dengar Aspirasi Guru Honorer hingga Dibawakan Nasi Rantang
Meski demikian, bukan berarti keduanya menafikan politisi senior.
Rian Ernest mengatakan, pengalaman politisi senior bisa menjadi pembelajaran bagi caleg muda seperti dirinya.
"Jadi saya berpandangan bukan artinya caleg tua enggak perlu maju lagi, enggak juga. Jadi kita saling melengkapi," kata Rian.
"Kami terima saran dan kritikan dari senior. Kami enggak bisa menafikan pengalaman mereka yang lebih banyak," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.