Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Belum Tahu soal Kartu e-Money Bergambar Prabowo-Sandiaga

Kompas.com - 28/01/2019, 16:56 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Fritz Edward Siregar, mengaku belum mengetahui perihal kartu uang elektronik alias e-money bergambar Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Dalam kartu itu, terdapat tulisan tagar #2019PrabowoSandi dan #2019GantiPresiden. Ada pula semacam kutipan, "Indonesia Berdaulat 'Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?'"".

Fritz bahkan meminta informasi terkait e-money tersebut kepada wartawan.

"Saya belum tahu malah, kalau boleh sekalian di-forward agar nanti kita tindak lanjuti," kata Fritz saat ditemui di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).

Baca juga: BPN Telusuri Pembuat e-Money Prabowo-Sandiaga

Ia pun belum mau berkomentar apakah kartu tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggaran pemilu atau tidak.

Menurut Fritz, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, misalnya keabsahan informasi tersebut, wujud kartu tersebut, dan siapa yang memproduksinya.

"Apakah itu hoaks apa tidak, itu kan harus dibuat kajiannya, diinvestigasi, dan dibuat penelusurannya," ucap dia.

Untuk menelusuri kartu yang beredar luas di media sosial tersebut, Fritz mengatakan Bawaslu tak perlu menunggu laporan dari masyarakat.

Fritz mengatakan, pihaknya dapat menelusuri informasi tersebut sebagai sebuah temuan, seperti yang dilakukan terkait Tabloid Indonesia Barokah.

Sebelumnya, kartu uang elektronik atau e-money bergambar pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 beredar luas di media sosial.

Baca juga: Bank Mandiri: E-Money Bergambar Prabowo-Sandiaga Ilegal

Namun, Bank Mandiri membantah telah mencetak kartu uang elektronik alias e-money bergambar Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Kami tidak memproduksi e-money seperti itu. Sesuai ketentuan Bank Indonesia, semua e-money yang kami terbitkan harus dilaporkan dan mendapat persetujuan dari BI," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/1/2019).

Rohan menduga e-money yang bergambar Prabowo dan Sandiaga itu telah dimodifikasi.

Sementara itu, Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ade Rosiade membantah pihaknya yang membuat kartu tersebut.

"Kita enggak ada mencetak (kartu e-money bergambar Prabowo-Sandiaga) itu. Itu bukan dari BPN Prabowo-Sandi. Enggak mungkin kami mencetak begituan," ujar Ade saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/1/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com