Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Telusuri Pelaku Dugaan 2 Kampanye Hitam

Kompas.com - 26/01/2019, 12:48 WIB
Christoforus Ristianto,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar mengatakan, pihaknya tengah mencari tahu pelaku penyebaran dugaan politik hitam. 

Hal itu disampaikan menanggapi beredarnya Tabloid Indonesia Barokah yang dinilai merugikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, serta selebaran bertuliskan, "Say No!! Jokowi-Ma'ruf Amin".

"Untuk melanjutkan proses hukum, kita harus temukan dulu siapa pelakunya. Penegakan hukum pemilu itu harus ada bukti materilnya," ujar Fritz dalam diskusi bertajuk "Hantu Kampanye Hitam" di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (26/1/2019).

Baca juga: Menag Minta Tabloid Indonesia Barokah Tak Disebar di Tempat Ibadah

Fritz mengatakan, temuan tersebut menjadi tugas bersama penyelenggara pemilu dan masyarakat untuk mengawas dugaan kampanye hitam.

"Kami terus melakukan patroli agar peristiwa ini tidak berulang kembali. Namun, kita semua harus menyebarkan kabar positif juga agar kampanye hitam tidak masif," ujarnya. 

Anggota Bidang Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Habiburokhman mengatakan, pihaknya sudah melaporkan peredaran Tabloid Indonesia Barokah ke Bawaslu dan Dewan Pers.

Baca juga: Di Madiun, Tabloid Indonesia Barokah Sudah Tersebar 15 Kecamatan

Dia meminta kedua lembaga tersebut bekerja cepat agar tidak berlarut-larut.

"Kasus ini, kan, di luar kekuasaan kami. BPN hanya bisa melapor dan menunggu, jadi jangan berlarut-larut, nanti pelakunya enggak tertangkap," ujar Habiburokhman.

Dia menyebut tabloid itu sudah tersebar merata di banyak kabupaten di Indonesia. Menurut dia, banyak kode etik jurnalistik yang dilanggar Tabloid Indonesia Barokah. 

"Ini banyak sekali pelanggaranya di kaidah jurnalistik, ini tidak independen, tidak berimbang, tidak ada alamat percetakan dan penerbitnya," katanya.  

Baca juga: Yenny Wahid Tak Permasalahkan Indonesia Barokah Selama Tak Langgar Kaidah Jurnalistik

Sementara itu, anggota bidang hukum Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ruhut Sitompul mengatakan, Tabloid Indonesia Barokah memiliki isi yang bertujuan menyampaikan fakta.

"Fakta yang disampaikan tabloid itu meluruskan. Siapa pun yang ingin menyampaikan fakta, the show must go on," ucap Ruhut.

Jika ada pihak yang tersinggung, TKN maupun BPN berhak melaporkan Tabloid Indonesia Barokah dan selebaran bertuliskan "Say No!! Jokowi-Ma'ruf Amin".

Baca juga: 1.033 Tabloid Indonesia Barokah Sudah Tersebar di 10 Kecamatan di Garut

"Ini negara hukum, biarkan Bawaslu yang bekerja. Kita juga punya polisi sebagai aparat penegak hukum. Kami dari TKN belum melaporkan ke pihak yang berwajib karena harus diketahui dulu siapa pelakunya," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com