Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Impor 30.000 Ton Jagung, Buwas Jamin Tak Ganggu Produksi Panen Februari-Maret

Kompas.com - 24/01/2019, 18:10 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan, importasi 30.000 ton jagung dari Amerika Latin direalisasikan dalam waktu dekat.

Namun, ia juga memastikan bahwa impor tidak akan mengganggu produksi jagung petani di Indonesia yang akan panen pada Februari hingga Maret 2019 mendatang.

Agar tidak mengganggu produksi petani jagung Indonesia, Bulog bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memetakan daerah produsen jagung.

Baca juga: Menko Darmin: Jika Tak Impor, Harga Jagung Tembus Rp 8.000 Per Kg

Bahkan, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Bulog untuk menyerap jagung petani lokal pada masa panen.

"Kami sekarang sedang memetakan tempat-tempat yang akan panen jagung di mana saja. Nantinya, kami akan persiapkan penyerapannya juga, karena Bulog telah diperintahkan Presiden untuk juga mempersiapkan penyerapan jagung," ujar Budi saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (24/1/2019).

Buwas mengaku, baru memantau satu wilayah tanam jagung, yakni di Garut, Jawa Barat. Ketika ditanya soal berapa target penyerapan jagung petani lokal oleh Bulog, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu menegaskan, sebanyak-banyaknya.

Buwas tidak mempunyai data berapa produksi jagung pada masa panen mendatang.

"Umpamanya begini, Garut produksi sekian. Kebutuhan (di Garut) sendiri berapa banyak? Kalau di sana kelebihan, kita ambil untuk kemudian disuplai ke wilayah lain yang defisit. Begitu juga di daerah lain," ujar Buwas.

Baca juga: Pemerintah Buka Keran Impor Jagung 30.000 Ton

Meski demikian, Buwas juga menegaskan bahwa penyerapan jagung ini hanya akan dilakukan jika harga jagung rendah.

"Apabila harga turun maka kita yang akan menyerap, Bulog. Kalau harga bagus di tingkat petani, ya sudah biar saja toh (tidak diserap). Toh yang membutuhkan itu peternak ayam kan," ujar Buwas.

Kompas TV Meski memiliki keterbatasan Sumber Daya Alam, para pendahulu di NTT sejaklama telah membudiyakan tanaman Jagung. Dan kini jagung jadi komoditas pangan utama bagi masyarakat di sana, sehingga NTT juga dikenal sebagai Provinsi Jagung Nasional. Hampir 40 persen atau sekitar 700 ribu hektar lahan kering di NTT berpotensi untuk dimanfaatkan dalam sektor pertanian, namun sayangnya tidak ada banyak pihak yang memahami jika pengolahan lahan pertanian kering butuh perlakuan yang berbeda dengan pengolahan lahan lainnya. Food and Agriculture Organization atau Badan Pangan PBB mulai memperkenalkan siste pertanian konservasi di Provinsi NTB dan NTT mulai 2013 silam, bersama dengan US AID dan Kementrian Pertanian terus mendorong upaya ketahanan pangan di Nusa Tenggara Timur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com