JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera tidak mau asal menuduh dalang di balik munculnya tabloid Indonesia Barokah.
Menurut dia, bisa saja tabloid itu justru dibuat pihak yang ingin mengadu domba dua kubu yang berkontestasi pada Pemilihan Presiden 2019.
"Kami tidak mau menuduh salah satu. Bisa jadi pihak ketiga yang ingin mengadu domba," ujar Mardani di kompleks parlemen, Kamis (24/1/2019).
Dia hanya meminta aparat penegak hukum untuk mengusut. Sebab isi tabloid tersebut begitu memojokan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.
Baca juga: Bawaslu Magelang Temukan Tabloid Indonesia Barokah Tersebar di 12 Kecamatan
Mardani menyayangkan tabloid semacam ini muncul dan merusak pesta demokrasi.
"Ketika kedua belah pihak mencoba melahirkan demokrasi yang cerdas dan beradab, tiba-tiba ada tabloid seperti ini," kata dia.
Meski demikian, Mardani menilai isi tabloid ini bisa dimanfaatkan juga oleh BPN Prabowo-Sandiaga. Menurut Mardani, tim sukses bisa menggunakannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai program Prabowo-Sandiaga sesungguhnya.
Baca juga: 36 Eksemplar Tabloid Indonesia Barokah Tersebar di 12 Masjid Kota Bekasi
"Isu-isu seperti ini bukannya menurunkan elektabilitas malah menumbuhkan awareness. Memang ada apa sih? Nah dengan pertanyaan itu mestinya pihak kami di BPN bisa mengoptimalkan," ujar Mardani.
"Seperti apa counter-nya sehingga publik malah jadi simpati," tambah dia.
Sebelumnya, BPN Prabowo-Sandiaga telah melaporkan Tabloid Indonesia Barokah ke pihak kepolisian.
Isi pemberitaan tabloid Indonesia Barokah dinilail berpotensi memecah belah masyarakat. Tabloid itu beredar secara masif di Jawa Tengah dan Jawa Barat.