Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Setiap Ada Bencana Kita Tak Boleh Berjalan Sendiri-sendiri

Kompas.com - 22/01/2019, 15:43 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menekankan pentingnya sinergitas antarkementerian, lembaga dan instasi terkait dalam penanganan bencana maupun mitigasinya.

"Dalam SOP (standar operasional prosedur) tanggap darurat, sinergitas kementerian-lembaga, TNI-Polri, Basarnas dan lainnya, bahwa setiap ada bencana kita tidak boleh berjalan sendiri-sendiri," kata Puan usai rapat koordinator tentang tanggap bencana di kantor Kemenko PMK Jakarta, Selasa (22/1/2019), seperti dikutip Antara.

Namun kaitannya dalam tanggap darurat, Puan meneruskan, yang bertanggung jawab penuh nantinya adalah gubernur, bupati-walikota, dan pemerintah daerah yang lebih mengetahui kondisi wilayah dan masyarakatnya.

"Pemerintah pusat hanya akan membackup karena yang paling tahu wilayah masyarakatnya adalah pemda," kata dia.

Di bidang mitigasi, Puan juga mengatakan perlunya sinergitas antarlembaga seperti BMKG, BIG, dan Badan Geologi Kementerian ESDM. Ketiga lembaga ini bisa berbagi data dalam hal pencegahan untuk meminimalkan timbulnya korban akibat bencana.

Puan juga menerangkan perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana.

Pemerintah melalui Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan BNPB, akan membuat dan memberikan materi pendidikan bencana ke sekolah-sekolah.

Baca juga: Jonan: Koordinasi Lintas Lembaga Kurang Kompak dalam Mitigasi Bencana

"Sosialisasi edukasi masyarakat akan kita tingkatkan. Di Kemensos, Kemendikbud, Basarnas dan kementerian-lembaga lain sudah ada program edukasi dan sosialisasi. Salah satunya adalah 'goes to school' ke anak-anak sekolah, mereka diberikan pendidikan saat atau akan terjadi bencana itu harus ngapain," kata Puan.

Selain kementerian-lembaga, pemerintah daerah juga diminta turut bersama-sama berkomitmen untuk berperan dalam mitigasi bencana. Jalannya adalah melalui tidak memberikan izin pembangunan untuk wilayah rawan bencana.

"Wilayah mana yang tidak boleh dibangun rumah dan lain-lain, sedang kita minta ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dengan data BMKG, Bappenas, Badan Geologi, agar pemda tidak memberikan izin RTRW di wilayah yang rawan bencana," kata Puan.

Kompas TV Dari pos pengamatanGunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, terlihaterupsi pada Sabtu (19/1) dini hari. Kali ini lontaranlava pijar ke arah timur sejauh satu kilometer dari bibir kawah.<br /> <br /> Detik-detik erupsi Gunung Agung terekam kamerapemantau. Erupsi ini terekam di alat seismografdenganamplitudo 23 milimeter.Erupsi yang berlangsungsekitardua menitini juga mengeluarkan kolom abu vulkanik dengan ketinggian tujuh ratus meter dari puncak kawah.<br /> <br /> Belum ada laporankepihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terkait wilayah yang terpapar hujan abu.Aktivitas penerbangan Bandara I Gusti Ngurah Rai masih aman.Namunpesawat dilarang melakukan penerbangan mendekatiGunung Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara


Terkini Lainnya

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com