Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pertama Capres-Cawapres "Kering" dan Pelit Apresiasi

Kompas.com - 18/01/2019, 12:28 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis sosial politik dari Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ubedilah Badrun, menilai debat pertama capres cawapres "kering" dan hanya sedikit yang menarik.

"Seperti diduga sebelumnya, debat capres-cawapres sesi pertama berlangsung tidak menarik dan kering karena minus spontanitas," kata Ubedilah kepada Kompas.com, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Respons Positif dan Negatif Warganet Saat Debat Pertama Versi PoliticaWave

Ubedilah menjelaskan, kedua kandidat kurang spontas dalam menyampaikan pandangan dan cenderung bergantung pada kertas contekan masing-masing. Contohnya pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, yang terlihat tidak percaya diri.

Peneliti sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun dalam sebuah diskusi Dramaturgi Ahok di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/5/2017).  KOMPAS.com/Kristian Erdianto Peneliti sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun dalam sebuah diskusi Dramaturgi Ahok di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/5/2017).

"Kurang spontan dan bergantung contekan ini efek dari kisi-kisi pertanyaan yang sudah dibocorkan Komisi Pemilihan Umum (KPU)," tuturnya.

Selain itu, lanjut Ubedilah, ketidakmenarikan juga terjadi dari minimnya perspektif dan penguasaan kedua kandidat terkait isu hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme. Hal itu terlihat dari narasi yang terbatas karena tidak dieksplorasi keduanya.

Baca juga: Fadli Zon Nilai Jokowi Terlalu Dominan Dalam Debat

Menurut dia, ketidakmenarikan ada di kedua kandidat. Dari persoalan mendasar pelanggaran HAM misalnya, masyarakat tidak mendapatkan penjelasan yang utuh dari kedua kandidat.

"Keduanya normatif dan tidak menukik. Termasuk soal korupsi yang sudah menjadi kejahatan luar biasa, masyarakat tidak mendapatkan gagasan dari kedua kandidat tentang cara-cara luar biasa dalam menangani kasus korupsi," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Debat Pilpres 2014 Lebih Greget Ketimbang Semalam

Di sisi lain, seperti diungkapkan Ubedilah, kedua capres, Jokowi dan Prabowo, terlihat pelit dalam memberikan apresiasi. Itu terlihat saat sesi terakhir debat pertama.

"Moderator beberapa kali mengingatkan bahwa pernyataan di sesi terakhir diharapkan agar kedua capres memberikan apresiasi. Tetapi Jokowi dan Prabowo tidak memberikan apresiasi dan terlihat keduanya berwatak pelit," pungkasnya.

Kompas TV Suasana akrab terjalin didalam ruang tunggu VIP menjelang debat pilpres. Pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo -Sandi melakukan sesi foto bersama dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri dan Puan Maharani. Saat tiba Prabowo dan Sandi berjabat tangan dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri dan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy. Tampak pula Puan Maharani melakukan swafoto bersama Prabowo Subianto, Sandiaga Uno dan Megawati Soekarno Putri. Istri Sandiaga Uno, Nur Asia juga ikut terlihat dalam sesi swafoto ini. Keakraban suasana di ruang tunggu VIP antara pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo- Sandi dengan Megawati Soekarno Putri dan Puan Maharani diunggah oleh Anggota Dewan Pengarah TKN Pramono Anung dalam akun twitternya. Sebelum debat, pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin dan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Sesi foto ini dilakukan setelah pasangan Jokowi- Ma'ruf tiba di ruang tunggu VIP. Jokowi dan Prabowo juga terlihat berjalan bersama memasuki ruang debat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com